Dengan segera, Kak Gaila kemudian menulis catatan pendek, dan menempelkannya ke kotak surat tersebut.
Catatan itu berisi pengumuman bahwa ada sarang burung di dalamnya, sehingga pembawa surat tidak memasukkan surat sembarangan.
Sekarang, Kak Gaila menganggap kotak surat tersebut sudah menjadi milik induk burung dan telur-telurnya.
Beberapa hari ia biarkan mereka tinggal dengan nyaman.
Setelah Kak Gaila kembali bersantai di rumah tersebut, ia menengok bagaimana keadaan rumah kotak surat dan burung tersebut.
Ternyata, telur-telur itu telah menetas.
Bayi-bayi burung tersebut tampaknya belum lama lahir, karena mereka belum memiliki banyak bulu di tubuhnya.
Kak Gaila tidak mau menyentuh mereka, karena terlalu takut menyebabkan mereka sakit.
Akhirnya, Kak Gaila melihat cara induknya memberi makan dari kejauhan. Terlihat bahwa induk burung dan bayi-bayinya sudah sangat nyaman.
Selama berminggu-minggu, bayi burung terus bertumbuh. Mereka sudah siap terbang sendiri.
Sayangnya, pada saat hari pertama bayi-bayi burung itu terbang, Kak Gaila tidak ada di rumahnya dan menyaksikan perpisahan tersebut.
Baca Juga: Lalui Proses Panjang, Ternyata Begini Cara Membuat Boneka yang Lucu dan Menggemaskan