Oleh karena itu, fenomena gerhana matahari total tahun ini termasuk fenomena astronomi yang sangat dinanti banyak orang.
Selama gerhana matahari total, Bulan bergerak di antara Bumi dan Matahari, sehingga ukurannya tampak hampir sama dengan Matahari.
Selama fase totalitas, Bulan akan menghalangi seluruh piringan Matahari selama beberapa menit.
Bersumber dari NASA, pada saat fenomena gerhana matahari total berlangsung, maka langit akan menjadi gelap seperti saat sebelum fajar terbit atau senja.
Suhu udara juga akan turun karena sinar Matahari terhalang oleh Bulan.
Jika cuaca sedang bagus, orang-orang yang berada di jalur totalitas juga akan melihat mahkota Matahari atau atmosfer luar.
Tidak Boleh Dilihat Langsung
Berbeda dengan fenomena antariksa yang lain, gerhana matahari total tidak dianjurkan disaksikan tanpa bantuan alat optik.
Biasanya, orang-orang akan mengenakan kacamata gerhana selama proses mengamati gerhana matahari total.
NASA hanya merekomendasikan untuk melepas kacamata gerhana pada saat fase totalitas, yakni ketika seluruh piringan Matahari tertutup Bulan.
Selama fase tersebut, kita bisa melihat kromosfer (atmosfer Matahari) yang tampak seperti lingkaran tipis berwarna merah muda di sekitar Bulan.
Baca Juga: Ada 9 Fenomena Langit yang Bisa Kita Temukan di Langit, Apa Saja?