Salah satu sikap empati adalah dengan menirukan tindakan yang dilakukan orang lain, termasuk tertawa.
Tertawa Juga Bisa Menular
Sebuah ungkapan, "Tertawalah dan seluruh dunia akan tertawa bersamamu," ternyata ada benarnya, lo.
Ada sebuah penelitian yang menyebut kalau tertawa adalah fenomena sosial yang dapat menular ke orang lain.
Psikolog Robert Provine mengungkap, manusia 30 kali lebih mungkin tertawa dengan orang lain daripada sendiri.
Ia juga menuliskan bahwa tawa yang menular melibatkan komunikasi antar manusia dari otak ke otak.
Ketika pertama kali tertawa dilihat atau didengar, maka informasi tawa itu akan dibawa ke area otak.
Seorang ahli saraf bernama Sophie Scott mengatakan, otak manusia menyukai sesuatu yang menyenangkan.
Jadi, suara tertawa akan menular dengan mudah, walau tidak semua orang memahami bahan leluconnya.
Ikut Tertawa Adalah Respons Alami
Cara seseorang bereaksi terhadap suara sebenarnya tergantung pada wilayah korteks premotorik di otak.
Baca Juga: Mengapa Kita Langsung Tertawa saat Digelitik? Ini Penjelasan Ilmiahnya