Bagaimana Fenomena Angin Puting Beliung dapat Terbentuk? Ini Syaratnya

By Grace Eirin, Kamis, 22 Februari 2024 | 16:00 WIB
Angin puting beliung merupakan salah satu jenis bencana hidrometeorologi. (Thilani Ratheep/pexels)

Bersumber dari National Geographic, angin puting beliung adalah angin kencang yang datang secara tiba-tiba, memiliki pusat, dan bergerak menyerupai spiral.

Kecepatan angin puting beliung dapat mencapai 40 hingga 50 km/jam. Angin ini menyentuh permukaan bumi dan akan hilang setelah 3 hingga 5 menit. 

Biasanya, angin puting beliung terbentuk beberapa waktu setelah terdapat tanda langit gelap, awan hujan badai yang hitam, dan munculnya corong dari awan secara tiba-tiba. 

Angin puting beliung terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara yang berbeda sehingga tekanan udara membentuk pusaran dalam sistem cuaca.

Ada 3 tahap pembentukan angin puting beliung, yaitu fase tumbuh, fase dewasa, dan fase punah. 

Fase tumbuh ditandai dengan adanya arus udara yang naik ke atas dengan tekanan kuat, di dalam awan. 

Pada tahap ini, titik-titik dan kristal air belum bisa menjadi hujan, karena masih tertahan arus udara yang bergerak naik. 

Selanjutnya, pada fase dewasa, hujan mulai turun dan menyebabkan adanya gaya gesek antara arus udara yang naik dan turun.

Saat arus udara naik dan turun akan menimbulkan arus geser yang memutar lalu membentuk pusaran.

Semakin lama, arus udara akan semakin cepat dan membentuk sebuah siklon yang menyentuh permukaan bumi. Pada saat itulah, angin puting beliung terjadi.

Dampak Angin Puting Beliung

Baca Juga: Catat, Ini 5 Langkah Tepat untuk Menghindari Sambaran Petir di Musim Hujan