Sebaliknya, udara yang mengalir ke selatan dari khatulistiwa akan menyimpan ke kiri.
Akhirnya, tidak ada udara yang mengalir menuju ke garis khatulistiwa, teman-teman, sehingga tidak ada angin topan di wilayah tersebut.
Gary Barnes, seorang ahli meteorologi dari Universitas Hawai menjelaskan bahwa, atmosfer di khatulistiwa bergerak dengan kecepatan lebih dari 1.600 km/jam.
Artinya, benda apapun yang berada di garis khatulistiwa, bergerak lebih cepat ke arah timur dibandingkan benda apapun yang berada jauh dari khatulistiwa.
Jika udara bergerak ke utara dari garis khatulistiwa, maka udara juga akan tetap mengalir ke arah timur. Begitu pembelokan angin terjadi.
Perputaran angin sangat lemah di dekat khatulistiwa, tetapi berubah kuat seiring bertambahnya garis lintang.
Itulah sebabnya badai topan jarang terbentuk di dekat khatulistiwa.
Jika badai topan melintasi garis khatulistiwa, itu akan menyerap udara berputar ke arah berlawanan, sehingga kemungkinan badai melemah dan hilang.
Pengaruh Perubahan Iklim
Di Indonesia memang tidak terjadi angin tornado, sehingga kita hanya bisa melihat penampakannya dari video dokumenter atau ilustrasi di internet.
Angin tornado dan topan bisa terjadi karena adanya badai petir besar dengan angin yang sudah berputar.
Baca Juga: Sebagian Daerah di Indonesia Telah Dilanda Hujan Ekstrem, Apa Penyebabnya?