Ada empat spesies kepiting tapal kuda yang masih ada, yakni Carcinoscorpius rotundicauda, Limulus polyphemus, Tachypleus gigas, dan Tachypleus tridentatus.
Kepiting tapal kuda tinggal di seluruh Asia Tenggara, Teluk Meksiko, dan Pantai Atlantik.
Meski namanya kepiting tapal kuda, menurut klasifikasinya hewan ini justru lebih dekat kekerabatannya dengan laba-laba dan kutu, daripada dengan kepiting sejati.
Yap, kepiting tapal kuda bukanlah krustasea.
Keunikan hewan ini yang belum banyak diketahui orang adalah kepiting tapal kuda memiliki darah berwarna biru.
Mengapa Darahnya Biru?
Kepiting tapal kuda sering dicari manusia karena darahnya yang berwarna biru.
Darah biru mereka mengandung amebosit, yang digunakan para ilmuwan untuk menguji bakteri dan kegunaan laun dalam industri farmasi dan medis.
Menurut penelitian, ratusan ribu kepiting tapal kuda telah ditangkap setiap tahun untuk diambil darahnya, kemudian dikembalikan ke alam liar.
Sayangnya, sekitar 3-30 persen kepiting yang telah diambil darahnya akan mati, sehingga prosedur ini sedang terus dipantau dalam beberapa tahun terakhir.
Pada saat pandemi COVID-19, permintaan darah kepiting tapal kuda untuk keperluan medis meningkat, sehingga praktik penangkapannya terus dilakukan.
Baca Juga: Bagaimana Cara Membedakan Kucing sedang Bermain dan Kucing Agresif?