Saat nyamuk menggigit, maka mereka akan mengeluarkan darah sambil menyuntikkan air liur ke dalam lapisan kulit manusia.
Air liur nyamuk mengandung antikoagulan dan protein.
Protein tersebut merupakan zat asing yang dapat memengaruhi sistem imun tubuh. Nah, untuk melawan protein ini, sistem kekebalan tubuh melepaskan histamin.
Histamin adalah senyawa yang membantu sel darah putih mencapai area yang terpapar protein tersebut.
Nah, senyawa histamin inilah yang memunculkan gatal, peradangan, dan bengkak, teman-teman.
Tahukah kamu? Orang yang belum pernah digigit nyamuk tidak akan merasa gatal, karena tubuh belum merumuskan reaksi terhadap zat asing.
Ini artinya tubuh belum mengenal zat asing tersebut, sehingga tidak dapat menentukan reaksi yang tepat.
Orang yang Sering Digigit Nyamuk
Akan tetapi, ada sebagian orang yang digigit nyamuk lebih sering daripada yang lain.
Menurut penelitian yang dijelaskan melalui Science Alert, orang yang lebih sering digigit nyamuk punya mikrobiota pada kulitnya.
Mikrobiota ini sebagian besar adalah bakteri dan jamur non-patogen yang hidup di pori-pori kulit dan folikel rambut.
Baca Juga: Lindungi Tubuh dari Nyamuk DBD, Ini 5 Cara Hindari Gigitan Nyamuk