Lautan Semakin Asam Akibat Karbon Dioksida, Mengapa Bisa Begitu?

By Grace Eirin, Selasa, 4 Juni 2024 | 16:00 WIB
Fenomena pengasaman laut terjadi karena Bumi kelebihan karbon dioksida. (Miles Hardacre/pexels)

Lalu, lautan selalu menyerap dan mengeluarkan karbon dioksida, sehingga terjadi perpindahan karbon dari atmosfer ke air. 

Pertukaran ini berlangsung sangat lama, mencapai ribuan atau puluhan ribu tahun. 

Sayangnya, sejak Revolusi Industri tepatnya pertengahan abad ke-18, manusia menambahkan sekitar 400 miliar ton karbon ke atmosfer. 

Sebagian besar gas karbon dioksida (CO2) tetap berada di atmosfer, dan menyebabkan suhu udara di lingkungan semakin panas. 

Namun setiap tahun, laut menyedot sekitar 25 persen dari seluruh emisi gas karbon dioksida tambahan. 

Oleh karena itu, beberapa ratus tahun terakhir, sekitar 30 persen dari seluruh karbon dioksida tambahan telah meresap ke lautan. 

Lautan yang Makin Asam

Pada akhir tahun 1700-an, laut memiliki pH (tingkat keasaman) sekitar 8,1, kira-kira sama dengan keasaman putih telur. 

Kemudian, permukaan lautan telah mengalami penurunan pH sekitar 0,1 sejak Revolusi Industri. 

Menurut pemantauan para ilmuwan, hingga saat ini laut lebih asam sekitar 28 persen dari sebelumnya. 

Perubahan ini membuat makhluk laut semakin kesulitan. 

Baca Juga: Drake Passage dianggap Perairan Paling Berbahaya di Dunia, Apa Alasannya?