Gas metana yang terdapat di atmosfer planet Neptunus itu mampu membebaskan atom karbon penyusunnya.
Atom karbon yang dibebaskan kemudian saling membentuk ikatan satu sama lain dan membentuk butiran arang.
Saat makin turun ke bawah lapisan atmosfer, karena suhunya tinggi, butiran arang akhirnya berubah jadi berlian.
Semakin turun, suhu di Neptunus makin tinggi dan berlian yang semula padat bisa berubah cair dan jadilah hujan.
Para ilmuwan memperkirakan berlian itu tersebut akan tetap menjadi benda cair hingga menuju inti Neptunus.
Tak Hanya Ada di Neptunus
Bagi kita yang tinggal di bumi, keberadaan hujan berlian tentu saja dapat mengundang keheranan bagi banyak orang.
Apalagi, di planet bumi sendiri, keberadaan berlian dianggap sebagai sesuatu yang berharga dan bernilai mahal.
Namun ternyata, fenomena hujan berlian di planet lain adalah hal yang biasa dan tidak begitu berharga, lo.
Bersumber dari Euro News, hujan berlian tak hanya terjadi di Neptunus, tapi juga juga terjadi di planet Uranus.
Hal ini sebenarnya cukup masuk akal, mengingat posisi kedua planet ini yang juga sejajar di urutan tata surya.
Baca Juga: Planet Paling Jauh dari Matahari, Seberapa Dingin Suhu di Neptunus?