Senyawa-senyawa ini kemudian diserap ke dalam aliran darah dan akhirnya dikeluarkan melalui pori-pori kulit dan kelenjar keringat, menghasilkan bau badan yang tidak sedap.
2. Produksi Minyak dan Lemak di Kulit
Jenis makanan yang dikonsumsi juga dapat mempengaruhi produksi minyak dan lemak di kulit, yang kemudian dapat mempengaruhi bau badan.
Makanan yang tinggi lemak jenuh dan minyak, seperti makanan cepat saji, gorengan, dan produk susu tinggi lemak, dapat merangsang kelenjar sebaceous di kulit untuk memproduksi lebih banyak sebum atau minyak alami kulit.
Minyak ini bisa menjadi media yang baik bagi bakteri untuk berkembang biak.
Ketika bakteri memecah lemak ini, mereka menghasilkan senyawa yang dapat menyebabkan bau yang tidak sedap.
Sebum juga dapat menyerap senyawa yang berbau dari makanan yang kita makan dan melepaskannya saat kita berkeringat.
3. Pengaruh Terhadap Sistem Pencernaan
Makanan yang kita konsumsi juga dapat mempengaruhi sistem pencernaan, yang kemudian dapat mempengaruhi bau badan.
Makanan yang sulit dicerna seperti daging merah, bisa tinggal lebih lama di sistem pencernaan, yang dapat menyebabkan fermentasi dan produksi gas yang berbau.
Beberapa gas ini, seperti metana dan sulfur, dapat diserap ke dalam darah dan dikeluarkan melalui pori-pori kulit dan keringat, menyebabkan bau yang tidak sedap.
Baca Juga: Sering Sendawa dan Kentut Ternyata Tanda Pencernaan Sehat, Apa Ciri Lainnya?