Nah, perlakuan tidak adil ini bisa meliputi bullying, ejekan, perbedaan nilai, meremehkan, dan lainnya.
Misalnya, suku sunda jadi mayoritas suku di sekolah. Kalau ada siswa bersuku lain, maka ia bisa jadi akan dijauhi.
2. Diskriminasi Karena Berbeda Agama
Seperti kita tahu, di Indonesia ada 6 agama yang diakui, yakni Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu.
Di sekolah pasti tidak ada satu agama. Namun, setiap sekolah juga pasti memiliki siswa yang sifatnya mayoritas.
Misalnya, ketika masuk di sekolah negeri di Jawa, maka siswa yang banyak di sana adalah siswa beragama Islam.
Namun, di sekolah itu juga ada siswa beragama lain. Siswa itu hanya berjumlah 2-5 orang dan termasuk minoritas.
Adanya perbedaan agama mayoritas dan agama minoritas ini bisa memicu perlakuan tak adil dan konflik.
3. Konflik Berdasarkan Warna Kulit
Terkadang, bentuk konflik di sekolah terdengar aneh karena warna kulit juga bisa menjadi media bullying, lo.
Warna kulit adalah bagian dari ras. Apa itu? Ras adalah sistem pengelompokan manusia berdasar ciri fisik.
Nah, ciri fisik yang menjadi dasar dalam pengelompokan ras itu termasuk warna kulit, rambut, dan mata.
Baca Juga: Cara Menghormati Keberagaman SARA di Lingkungan Sekolah dan Masyarakat
Misalnya, ada murid yang memiliki kulit lebih gelap, maka teman-temannya yang lain akan mengejeknya.