Hiu memiliki sirip ekor vertikal dan datar. Bentuk siripnya ini membatasi geraknya untuk ke atas dan ke bawah.
Sementara itu, lumba-lumba punya sirip ekor horizontal yang membuatnya bisa cepat untuk mengubah arah.
Selain itu, lumba-luma juga memiliki kulit kepala tebal dan kuat yang sering digunakan sebagai pendobrak tubuh.
Jadi, lumba-lumba akan membenturkan moncongnya yang keras ke perut hiu sehingga bikin organ dalam hiu 'kaget'.
Tak hanya untuk bikin 'kaget', lumba-lumba juga akan menggunakan moncongnya untuk memukul insang hiu.
Serangan-serangan yang dilakukan oleh lumba-lumba ini bisa menyebabkan kerusakan pada anggota tubuh hiu.
Tidak jarang, hiu sudah sangat ketakutan dengan pukulan pertama lumba-lumba dan langsung berenang menjauh.
Bayi Lumba-lumba Dilindungi Kawanan
Kalau lumba-lumba dewasa terlalu kuat, maka bayi lumba-lumba bisa jadi sasaran. Namun, ini tak semudah yang dibayangkan.
Sebab, ketika seekor hiu menyerang bayi lumba-lumba, sekumpulan lumba-lumba yang marah akan menyerang hiu.
Umumnya, bayi lumba-lumba berenang di tengah kelompok sehingga lumba-lumba dewasa bisa melindunginya.
Baca Juga: Benarkah Hiu Harus Terus Berenang untuk Bertahan Hidup? Ini Faktanya