Usaha Mempertahankan Kemerdekaan dalam Perang Ambarawa, Materi Sejarah

By Amirul Nisa, Rabu, 2 Oktober 2024 | 12:00 WIB
Palagan Ambarawa. (Creative Commons/ahmad yudi)

Dalam pertempuran itu, pasukan Inggris yang ada di Magelang pun ditarik ke Ambarawa pada 21 November 1945.

Satu hari setelahnya, pertempuran mulai mencapai puncak saat pasukan Inggris melakukan pengeboman pada kampung di sekitar Ambarawa.

Dalam perang ini, pasukan TKR dari Boyolali, Salatiga, dan Kartasura membuat garis pertahanan sepanjang rel kereta api dan membelah Kota Ambarawa.

Perang dilanjutkan dengan serangan fajar dari TKR Magelang di bawah pimpinan Imam Adrongi yang berhasil memukul mundur pasukan Inggris hingga wilayah Pingit.

Bantuan dari Yogyakarta yang terdiri dari tiga batalion pun datang di bawah pimpinan Mayor Soeharto, Mayor Sardjono, dan Batalion Sugeng.

Kepungan itu tidak membuat Inggris berhenti merusak perkampungan, hingga kembali datang bantuan dari Resimen 2 dipimpin oleh M. Sarbini dan Polisi Istimewa dipimpin oleh Onie Sastoatmodjo.

Bantuan itu berhasil menahan Inggris di Desa Jambu dan di desa itu juga terjadi rapat koordinasi untuk mengalahkan pasukan Inggris.

Pertempuran pun berlangsung panjang hingga salah satu pimpinan harus gugur. Meski begitu jalannya pertempuran semakin baik dan menguntungkan pihak TKR. Hingga pada 5 Desember 1945, musuh berhasil terusir dari Desa Banyubiru.

Pada 11 Desember 1945, Kolonel Soedirman mengadakan perundingan dan memutuskan melakukan serangan serentak pada 12 Desember pagi hari.

Serangan tersebut berjalan dengan lancar hingga hanya dalam waktu 1,5 jam saja pasukan berhasil mengepung Inggris di dalam kota.

Akhirnya setelah terkepung selama empat hari, Inggris memutuskan keluar dari Ambarawa dan mundur ke Semarang.

Baca Juga: Apa Saja Penyebab Terjadinya Perang Dunia II? Materi Sejarah