Namun, saat berlabuh di Kwaaihoek yang berdekatan dengan muara Sungai Bushman pada 12 Maret 1488 perjalanan Bartholomeus Diaz tidak dilanjutkan.
Para awak kapal menolak melanjutkan perjalanan dan memutuskan kembali ke Portugal.
Pada perjalanan pulang inilah Bartholomeus Diaz menemukan Tanjung Harapan, tepatnya pada Mei 1488.
Diberi Nama Tanjung Badai
Tahukah kalau sebelumnya Tanjung Harapan diberi nama oleh Bartholomeus Diaz sebagai Tanjung Badai atau Cape of Storms.
Nama itu diberikan karena lokasinya yang cukup berbahaya dengan banyak badai yang sering muncul.
Sebenarnya Tanjung Harapan merupakan tempat bertemunya Samudra Atlantik dan Hindia, sehingga memiliki angin dan arus yang berbahaya.
Bahkan kapal yang tidak kuat akan mengalami kerusakah hingga karam di wilayah tersebut.
Perubahan Nama Menjadi Tanjung Harapan
Seperti sudah dijelaskan nama Tanjung Badai tidaklah banyak dikenal, namun nama Tanjung Harapan yang banyak dikenal.
Perubahan nama itu dilakukan setelah Bartholomeus Diaz tiba di Portugis dan menjelaskan hasil ekspedisi yang dilakukannya pada sang raja.
Dari penjelasan itu, Tanjung Harapan menjadi jalur yang bisa dilalui bangsa Eropa untuk melakukan perdagangan di Asia.
Sehingga tidak lama setelahnya nama Tanjung Badai diganti menjadi Tanjung Harapan atau Cape of Good Hope.
Baca Juga: Dampak Positif dan Negatif Imperialisme dan Kolonialisme, Materi Sejarah