Beberapa kain besurek juga ada yang mencampur motif kaligrafi arab dengan motif hiasan, seperti relung paku, bunga raflesia, burung kuau, bulan, dan lainnya.
Motif batik yang ada di Jawa dan motif kain besurek memang berbeda. Tetapi, proses pembuatannya tetap sama. Ada yang ditulis menggunakan malam, dicap, dilukis, dan ada pula yang dicetak atau di-print.
BACA JUGA: Wah, Kebiasaan Ini Bisa Membuat Batik Cepat Rusak!
Makna dan Kegunaan
Setiap motif dari kain besurek memiliki makna dan kegunaan tersendiri. Misalnya, relung paku. Motif ini menggambarkan keadaan tumbuh-tumbuhan dan keadaan binatang di daerah Bengkulu. Kain besurek dengan motif ini biasanya digunakan untuk upacara adat cukuran bayi.
Bunga raflesia, motif ini termasuk motif utama yang banyak digunakan dalam kain besurek, setelah kaligrafi arab. Kain besurek motif bunga raflesia ini banyak digunakan sebagai pakaian.
Burung kuau, kain besurek dengan motif burung kuau menggambarkan keadaan binatang di daerah Bengkulu. Biasanya, kain besurek dengan motif ini digunakan dalam acara pernikahan, acara ziarah kubur sebelum seorang wanita menikah.
Rembulan, motif rembulan memiliki makna segala sesuatu yang ada di dunia ini merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Biasanya, kain besurek dengan motif rembulan digunakan pada acara siraman (rangkaian acara pernikahan).
BACA JUGA: Cergam Bona: Belajar Membatik
Kain besurek dianggap sebagai warisan budaya. Untuk menjaga keberadaannya, pemerintah Bengkulu pun menyarankan pegawai negeri untuk memakai kain besurek sebagai seragam.
Kain besurek dengan motif apa pun bisa digunakan oleh semua lapisan masyarakat. Tidak ada pengelompokan. Siapa saja boleh menggunakan kain besurek.
Lihat video ini juga, yuk!
Foto: Dicka, Sumber: UPTD Museum Negeri Bengkulu, bengkuluprov.go.id