Peninggalan Sejarah Bercorak Buddha

By Sigit Wahyu, Rabu, 10 Mei 2017 | 22:00 WIB
Para biksu sedang berdoa di depan candi. (Sigit Wahyu)
 
 

Prasasti

Prasasti adalah dokumen yang ditulis pada bahan yang keras, seperti batu atau logam. Penemuan prasasti menjadi tanda berakhirnya masa prasejarah karena masyarakat sudah mengenal tulisan.

Di Sumatera, ditemukan prasasti peninggalan Buddha. Seperti Prasati Telaga Batu, Prasasti Talang Tuwo, Prasasti Kedukan Bukit, Prasasti Karang Brahi, dan Prasasti KotaKapur. Prasasti-prasasti ini isinya berhubungan dengan Kerajaan Sriwijaya.Prasasti Telaga Batu merupakan prasasti tertua abad ke-6.

 
 

Karya Sastra

Berdasarkan penemuan sejarah, karya sastra peninggalan sejarah yang bercorak Buddha, antara lain Kitab Nagarakretagama, Sutasoma, Pararaton, Ranggalawe, dan Arjuna Wiwaha.

Kitab Nagarakretagama ditulis oleh Mpu Prapanca pada 1365. Mpu Prapanca merupakan nama samaran. Berdasarkan analisa sejarah, nama aslinya adalah Dang Acarya Nadendra, seorang pembesar urusan agama Buddha di Istana Majapahit.

Kitab Sutasoma ditulis oleh Mpu Tantular antara tahun 1365 dan 1389 pada masa kejayaan Majapahit dibawah Hayam Wuruk. Salah satu petikan dari Kitab Sutasoma yang sangat terkenal adalah "bhinneka tunggal ika" dalam Pancasila. Salah satu amanat dari Kitab Sutasoma adalah mengajarkan toleransi antar agama.

Kitab Pararaton ditulis antara tahun 1481 sampai 1600 dan tidak diketahui siapa penulisnya. Kitab ini berisi silsilah kerajaan Singhasari dan Majapahit.

Agama Buddha pada masa lalu telah meninggalkan jejak sejarah yang luar biasa. Jejak sejarah itu, kini menjadi kebanggaan semua bangsa Indonesia.