Tokoh Hebat dan Kisah Kejujurannya (1)

By willa widiana, Jumat, 27 Januari 2017 | 10:48 WIB
Mohammad Hatta – Wakil Presiden RI Pertama (willa widiana)

Setiap tokoh hebat pasti punya kisah yang menarik untuk diketahui. Nah, di artikel ini, Bobo akan membahas kisah kecil tentang kejujuran milik para tokoh hebat itu.

Mohammad Hatta – Wakil Presiden RI Pertama

Pak Hatta lahir di Bukittinggi, pada 12 Agustus 1902. Beliau adalah wakil presiden RI yang pertama. O ya, beliau juga seorang proklamator kemerdekaan RI. Kisah kejujurannya terjadi ketika beliau sudah menikah.

Kala itu, beliau melihat iklan sepatu di koran. Sepatu itu bagus, tapi harganya mahal. Akhirnya, beliau memutuskan untuk menabung. Di saat yang sama, isteri beliau juga ingin membeli mesin jahit dan memutuskan untuk menabung juga.

Suatu hari, negara kita melakukan kebijakan baru, yakni memangkas nilai mata uang. Karena kebijakan itu, nilai uang seribu rupiah berubah menjadi seratus rupiah. Kebijakan itu membuat Bu Hatta sedih. Uang yang selama ini ia tabung tidak bisa digunakan untuk membeli mesin jahit.

Bu Hatta pun sempat mengeluh kepada Pak Hatta, kenapa ia tidak diberitahu tentang hal itu. Apa jawaban Pak Hatta? Kebijakan negara adalah rahasia, tidak boleh dibocorkan demi kepentingan keluarga. Lalu, bagaimana dengan sepatu impian beliau? Sampai beliau meninggal dunia, sepatu itu tidak terbeli, karena uangnya tidak cukup.

George Washington – Presiden Amerika Pertama

George Washington lahir di Westmoreland Country, Virgina pada 22 februari 1732. Ia menjadi Presiden Amerika dari tahun 1789 – 1797. Sebelum menjadi presiden, beliau menjabat sebagai Komandan Utama dalam Tentara. Kisah kejujuran George terjadi ketika ia masih kecil.

Ketika kecil, George suka menjelajahi kebun milik ayahnya sambil menyabit semak yang menghalangi jalannya. Suatu hari, ia tak sengaja menyabit pohon ceri milik sang Ayah. George ketakutan dan tidak memberitahu siapapun.

Ketika tahu pohon cerinya tersabit, Ayah George marah besar. Ia menanyai para pelayan, namun tak ada yang tahu siapa pelakunya. Hal itu membuat Ayah George semakin marah.  Meski takut, George kecil tetap menemui ayahnya dan mengakui kesalahannya.

Melihat kejujuran yang dilakukan George, Sang Ayah langsung memeluknya. Menurut Ayahnya, kejujuran yang dilakukan itu jauh lebih berharga daripada pohon ceri berdaun emas sekalipun.

Mahatma Gandhi – Aktivis Sosial