Tari Tor Tor

By Sigit Wahyu, Rabu, 22 Februari 2017 | 02:30 WIB
Tari Tor Tor, Tarian Khas Batak (Sigit Wahyu)

Tari tor tor (tortor) merupakan tarian khas suku Batak, Sumatera Utara. Tarian ini sudah ada sejak abad ke-13 dan masih lestari hingga kini. Tahukah kamu, apa makna tari tor tor?

Tarian Adat

Tari tor tor merupakan tarian adat. Pada zaman dahulu, tarian ini dilakukan untuk menghormati Sang Penguasa Alam, arwah leluhur, juga para tamu desa yang dihormati. Oleh sebab itu, tarian tor tor dilakukan dengan sangat serius dan khidmat.

Tari tor tor juga diadakan untuk ritual-ritual adat, seperti dalam pesta bius (pengorbanan hewan), mangase taon (tahun baru), pesta saring-saring (membersihkan tulang belulang), dan lainnya.

Jenisnya

Jenis tari tor tor ada beberapa. Di antaranya tor tor pangurason atau untuk tujuan pembersihan pada acara pesta besar. Kemudian tor tor sipitu cawan untuk pengangkatan raja dan tor tor tunggal panaluan yang dilakukan oleh para dukun atau tetua adat untuk membersihkan desa dari musibah.

Tujuh Bagian

Tarian tor tor dibagi atas tujuh bagian.

Bagian pertama disebut gondang mula-mula, atau tabuhan gendang bertalu-talu. Pada saat gendang mulai ditabuh, para penari mengambil sikap menyembah dengan gerakan yang halus. Gerakan menyembah merupakan simbol tunduk pada Sang Pencipta, Tuhan Yang Maha Kuasa.

Bagian kedua adalah gondang dewata. Gerakan penari mulai hidup dan bebas mengikuti tabuhan gondang yang meriah. Ulos yang semula dililitkan mulai dikibaskan. Para penari membuat gerakan berputar di tempat sambil menyembah. Bagian ini merupakan tarian yang ditujukan untuk menghormati para dewa.

Bagian ketiga, gerak tari semakin rampak dengan liukan pinggang, jemari tangan, dan kerlingan mata.  Musik gondang pun iramanya semakin menghentak-hentak dan bersemangat.  Gerakan-gerakan ini merupakan penghormatan kepada para leluhur atau nenek moyang.

Bagian keempat dan kelima merupakan tarian kisah atau mangaliat yang dipersembahkan kepada para hadirin. Tarian ini menggambarkan berkat dan kemakmuran.  Pada bagian ini, para penari pria meletakkan tangan di atas penari wanita sebagai tanda memberi berkat. Sedangkan  para penari wanita mengarahkan tangan secara terbuka di bawah dagu penari pria sebagai tanda menerima berkat.