Saat musim tertentu, kita akan menemukan banyak kunang-kunang di halaman. Kamu pasti terkagum melihat cahaya indah yang dikeluarkan serangga itu. Tetapi, beberapa diantara kamu pasti penasaran dan bertanya, “kenapa kunang-kunang bercahaya?”
Zat Kimia
Cahaya pada perut kunang-kunang berasal dari zat-zat, seperti oksigen, kalsium, magnesium, dan zat kimia alami yang bernama luciferin. Saat bercampur, zat kimia tersebut akan bereaksi di dalam perut kunang-kunang dan menghasilkan cahaya.
Nah, cahaya pada kunang-kunang itu disebut bioluminescent. O ya, cahaya kunang-kunang cukup beragam, lo. Ada yang berwarna kuning, hijau, oranye, hingga berwarna biru.
Cahaya Dingin
Menurut Marc Branham, asisten profesor di Departemen Entomologi dan Nematology, University of Florida, cahaya yang dihasilkan oleh kunang-kunang berbeda dengan cahaya yang dihasikan oleh bohlam. Apa bedanya?
Cahaya pada kunang-kunang termasuk “cahaya dingin”, karena reaksi kimia yang terjadi pada kunang-kunang tidak menghasilkan panas. Cahaya pada kunang-kunang juga terbilang efisien, karena semua energi yang digunakan berubah menjadi cahaya.
Nah, kalau cahaya pada bohlam termasuk “cahaya panas”, karena reaksi yang terjadi pada bohlam menghasilkan panas. Selain itu, cahaya pada bohlam juga kurang efisien. Kenapa? Karena dari 100 persen energi yang digunakan, hanya 10 persen yang berubah menjadi cahaya, 90 persen lainnya hilang menjadi panas.
Menambahkan Oksigen
Kunang-kunang bisa mengatur reaksi kimia yang terjadi di dalam perutnya. Dengan begitu, kunang-kunang bisa memancarkan dan memadamkan cahaya di perutnya sesuai keinginannya. Meski begitu, kunang-kunang tetap membutuhkan bantuan oksigen. Kenapa oksigen?
Oksigen merupakan salah satu bahan penting dalam pembuatan cahaya kunang-kunang. Jika ada oksigen, cahaya kunang-kunang akan muncul. Tapi, jika tidak ada oksigen, cahaya kunang-kunang pun tidak akan muncul.
Tidak Memiliki Paru-Paru