Wage Rudolf Supratman, Penggubah Indonesia Raya

By willa widiana, Jumat, 10 Maret 2017 | 06:54 WIB
W. R. Supratman Pengubah Indonesia Raya (willa widiana)

Nama Wage Rudolf Supratman pasti tak asing di telinga kita. Beliau adalah penggubah lagu kebangsaan Republik Indonesia, Indonesia Raya

Tanggal Lahir

W.R. Supratman lahir di Somongari, Purworejo, Jawa Tengah, 19 Maret 1903. Akan tetapi ada yang mengatakan 9 Maret, sehingga hari lahirnya ditetapkan sebagai Hari Musik Nasional.

Ia menamatkan sekolah dasarnya di Jakarta, kemudian melanjutkan ke Normaal School di Makassar (dahulu Ujung Pandang). 

Setelah menyelesaikan pendidikan, ia masih tetap tinggal di Ujung Pandang dan sempat bekerja sebagai guru Sekolah Dasar. Kemudian, Wage Rudolf Supratman bekerja di sebuah perusahaan dagang. Ia bahkan pernah juga menjadi wartawan di Bandung.

Semangat Perjuangan

Jiwa kebangsaan Wage Rudolf Supratman sangat tinggi. Rasa nasionalisme itu membuahkan karya bernilai tinggi yang di kemudian hari telah menjadi pembangkit semangat perjuangan pergerakan nasional.

Wage Rudolf Supratman adalah juga seorang pemain biola dan seorang penulis. Beliau pernah mengarang sebuah buku berjudul Perawan Desa. Buku ini disita dan dilarang beredar oleh Belanda, karena isi buku ini adalah ungkapan ketidak sukaannya pada penjajahan Belanda.

Lagu Kebangsaan

Suatu hari, Supratman membaca sebuah tulisan di majalah Timbul. Penulis tulisan itu menantang ahli-ahli musik Indonesia untuk menciptakan lagu kebangsaan.Semangat nasionalisme yang tinggi membuat Supratman merasa tertantang. Tahun 1924, lahirlah lagu Indonesia Raya.

Pada bulan Oktober 1928, diadakan Kongres Pemuda yang melahirkan Sumpah Pemuda.Di Kongres Pemuda ini, Supratman memainkan lagu ciptaannya itu. Tepatnya pada malam penutupan acara tanggal 28 Oktober 1928 tersebut. Saat itu, Indonesia Raya pertama kali diperdengarkan lewat alunan biola W.R. Supratman.

Lagu yang sangat menggugah jiwa patriotisme itu dengan cepat terkenal di kalangan pergerakan nasional. Sejak itu, kalau partai-partai politik mengadakan kongres, lagu Indonesia Raya, selalu dinyanyikan.

Wafat