Dahulu kala, Burung Biru memiliki bulu berwarna abu-abu kusam. Sungguh tidak cantik. Ia tinggal di tepi danau dan bermimpi memiliki bulu yang seindah dan sebiru air danau. Begitu inginnya, sampai setiap hari ia menyelam ke dalam danau dan berdoa. Ia berharap air danau itu akan mengubah sayapnya menjadi biru.
Coyote sering melihat tingkah si Burung Biru.
“Ha ha ha… burung jelek! Tak mungkin bulumu bisa berubah! Sekali jelek, kau akan jelek selamanya! Ha ha ha…” ejek Coyote.
Burung Biru tidak marah diejek begitu. Ia tetap melakukan kegiatannya itu. Setiap hari, beberapa kali ia menyelam ke dalam danau dan berdoa.
Suatu hari, sungguh tak diduga. Setelah mandi seharian di air danau, ia keluar dari dalam air. Namun ia sangat terkejut. Tidak ada sehelai bulunya pun yang tertinggal di tubuhnya. Semuanya rontok di dalam air. Burung Biru benar-benar telanjang.
Walaupun begitu, Burung Biru tetap bersemangat dan tak putus asa. Ia tetap menyelam ke dalam air dan berdoa setiap hari. Dan… keajaiban pun terjadi.
Ketika bulunya tumbuh kembali, Burung Biru sangat terkejut. Warna bulunya menjadi biru, seindah birunya air danau. Seindah warna para burung biru yang hidup sekarang in.
Ketika Coyote melihat Burung Biru, ia sangat terkejut.
“Kalau warna bulu burung jelek itu bisa berubah menjadi biru, warna buluku pun pasti bisa menjadi biru,” pikirnya.
Tanpa malu, Coyote bertanya pada Burung Biru.
“Jelaskan padaku… Apa saja yang kau lakukan sehingga bulumu bisa berubah?”
Dengan sabar dan rendah hati, Burung Biru menjelaskan apa yang ia lakukan. Berendam di dalam air beberapa hari sekali, sambil berdoa. Tetap berusaha, tanpa putus asa.