Hewan Asli Sumatera yang Hampir Punah

By Yomi Hanna, Senin, 13 Maret 2017 | 10:42 WIB
Harimau Sumatera. (Foto: hariansinggalang.co.id) (Hanna Vivaldi)

Perburuan liar, pembakaran hutan terlarang, serta tingkat kelahiran hewan yang rendah menyebabkan beberapa jenis hewan asli Sumatera menjadi langka. Berikut ini beberap hewan asli Sumatera yang hampir punah.

Harimau Sumatera

Harimau sumatera memiliki nama latin Panthera tigris sumatrae. Populasi Harimau sumatera sudah sangat sedikit. Saat ini diperkirakan hanya sejumlah 400-500 ekor yang hidup di alam bebas. Perusakan habitat merupakan ancaman terbesar di masa-masa sekarang. Penebangan hutan secara liar masih sering terjadi, bahkan dilakukan di taman nasional yang seharusnya dilindungi. Ada 66 ekor harimau terbunuh di tahun 1998 hingga 2000.

Untuk menyelamatkan populasi harimau sumatera yang tersisa, Taman Safari Indonesia ditetapkan oleh dua puluh kebun binatang di dunia sebagai Pusat Penangkaran Harimau Sumatera. Selain itu, Taman Safari Indonesia juga diminta untuk melakukan pencatatan silsilah serta menjadi tempat penyimpanan sperma harimau sumatera.

Badak Sumatera

Badak Sumatera atau Dicerorhinus sumatrensis semakin langka dan terancam punah. Diperkirakan, populasi hewan ini sangat sedikit dan tidak mencapai 200 ekor.

Badak sumatera memiliki dua cula dengan panjang cula depan sekitar 25-80 cm. Cula belakang lebih pendek sekitar 10 cm. Hewan ini memiliki panjang tubuh 2-3 meter dan berat antara 600-950 kg. Tingginya mencapai 120-135 cm.

Di Sumatera, populasi badak sumatera di Taman Nasional Bukit Barisan berjumlah 60-80 ekor dan di taman Nasional Gunung Lauser juga sebanyak 60-80 ekor. Selain itu, ada juga di Taman Nasional Way Kambas tersisa sebanyak 15-25 ekor dan di Taman Nasional Kerinci Seblat diperkiran malah sudah punah.

Menurunnya populasi badak sumatera disebabkan karena kerusakan dan kebakaran hutan. Ratu, seekor badak betina berusia 9 tahun di Penangkaran taman Nasional Way Kambas baru saja melahirkan pada Mei 2016. Bayi badak sumatera ini berjenis kelamin betina yang dilahirkan secara alami. Kelahiran bayi badal ini memberikan sedikit harapan dalam pengembangan penangkaran badak sumatera di Indonesia. 

Gajah Sumatera

Status gajah sumatera atau Elephas maximus tergolong kritis karena hampir punah. Ini disebabkan karena berubahnya fungsi hutan dan tingginya permasalahan dengan manusia. Berdasarkan data dari Forum Konservasi Gajah Indonesia (FKGI) menyatakan bahwa gajah sumatera sudah mulai punah sejak lima tahun terakhir. Kurang lebih 150 ekor gajah terbunuh semenjak tahun 2012 hingga Februari 2016.

Lokasi populasi gajah yang dinyatakan kritis antara  lain di Bukit Salero dan Gunung Raya yang berbatasan dengan Taman Nasional Bukit Barisan, Sumatera Selatan. Di tempat itu gajah sumatera yang tersisa hanya sejumlah empat ekor. Padahal idealnya sebanyak 30-60 ekor per habitat.