Berkunjung ke Museum Le Mayeur

By Putri Puspita, Kamis, 16 Maret 2017 | 06:19 WIB
Museum Le Mayeur (Foto: http://balisightseeings.com) (Putri Puspita)

Sebagian besar karya di dalam museum ini bertemakan Ni Pollok, seperti beberapa lukisan yang berjudul “Pollok” yang dibuat tahun 1957, “Disekitar rumah Pollok” (1957), “Memetik Bunga untuk sembahyang / Picking flowers”, dan masih banyak lagi lainnya.

Tidak semua lukisan dibuat dengan cat minyak, ada pula yang dibuat dengan cat air dan pensil pada kanvas dan tikar jerami yang halus.

Pertunjukan di Rumah

Setelah melukis seharian pada pagi dan siang hari, malam harinya ia mengadakan beberapa pertunjukan tari-tarian untuk menarik minat pembelinya. Itu sebabnya ada bagian rumah berupa pendopo yang dijadikan tempat menerima tamu dan bersosialisasi dengan pembeli, seniman lokal atau kunjungan dari kawan dan sanak saudara. Dikabarkan ia sempat memberikan donasi untuk Perancis, Belgia dan Inggris setelah ketiga negara itu mengalami kebangkrutan akibat perang yang berkepanjangan di tahun 1941.

Kembali ke Belgia

Pada tanggal tahun 1958 Le Mayeur terpaksa kembali ke Belgia untuk mendapatkan perawatan terhadap kanker yang dideritanya. Dia meninggal pada tanggal 31 Maret tahun yang sama di sana. Setelah itu Ni Pollok mengelola museum itu seorang diri. Museum ini diserahkan kepada pemerintah karena mereka tidak memiliki keturunan dan ahli waris, sepeninggal Ni Pollok.

Tiket Masuk

Tiket masuk ke museum ini sebesar Rp 2000 (dewasa) dan Rp 1000 (anak-anak) untuk turis domestik. Untuk turis asing tiket masuk dewasanya adalah Rp 5000 dan Rp 2500 untuk anak-anak. Museum ini buka pada pukul 8.00-14.00 (Senin-Kamis), 8.00-11.00 (Jumat) dan 8.00-12.30 (Sabtu).

Bentuk  bangunan yang berarsitektur Bali asli juga asik untuk dinikmati, ditambah lagi dengan suasana pinggir pantai yang tenang. Selain itu, museum ini juga penuh dengan koleksi pemiliknya berupa buku-buku tua, furnitur Bali, dan beberapa ukiran lainnya.

Ada pula toko souvenir kecil disamping bangunan utama jika ingin sekedar membeli kenang-kenangan berupa kartu pos dan barang lainnya. Pengunjung tidak diijinkan untuk mengambil gambar lukisan-lukisan di dalam museum karena dikhawatirkan akan merusak lukisan itu sendiri. 

Sumber:  navigasi.net