Ega Elang dan Bevi Berang Berang

By Vanda Parengkuan, Minggu, 18 Maret 2018 | 04:00 WIB
Ega Elang dan Bevi Berang Berang (Vanda Parengkuan)

Ega Elang dan Bevi Berang-Berang tinggal di sebatang pohon oak yang sama. Ega bersarang di dahan yang tinggi. Sementara Bevi tinggal di bagian bawah, hampir di sekitar akar pohon.

Walau tempat tinggal mereka sangat dekat, mereka tidak pernah berteman. Keduanya selalu saling curiga dan saling menghindar untuk bertemu.

Tak jauh dari pohon itu, ada sebuah gua kecil. Itulah tempat tinggal Keko Kucing. Keko sebetulnya kurang suka tinggal di gua. Ia sudah lama ingin tinggal di pohon oak yang kokoh dan nyaman itu. Namun, tak ada tempat lagi untuknya, karena sudah ada Ega dan Bevi. Maka, Keko berusaha mencari akal agar Ega dan Bevi pindah dari pohon itu.

Suatu hari, Keko Kucing menghampiri pohon oak itu. Keko memanjat sampai ke sarang Ega. Ia lalu mulai menghasut Ega.

“Ega, apa kamu sadar,” kata Keko pada Ega. “Setiap hari, berang-berang tetanggamu itu kerjanya hanya menggali tanah. Ia terus menggali sampai ke akar pohon. Aku tahu akal bulus Bevi si berang-berang itu. Dia ingin menumbangkan pohon ini sehingga anak anakmu jatuh ke tanah. Setelah itu, dia pasti akan memangsa anak-anakmu!”

Ega terkejut mendengar cerita Keko. Walau ia tidak mengenal Bevi, namun ia tak menduga kalau berang-berang tetangganya itu sejahat itu.

Setelah menyebar fitnah ke rumah Ega, Keko lalu turun dan masuk ke rumah Bevi. Kucing ini juga mulai menghasut Bevi.

“Bevi, kenapa kamu mau tinggal di tempat yang tidak aman seperti ini?” kata Keko, “Apa kamu tidak lihat, elang yang bersarang di dahan pohon ini, selalu  menungu anak-anakmu keluar rumah. Ega Elang selalu siaga untuk menangkap kamu dan anak-anakmu!”

Bevi juga terkejut mendengar cerita Keko.

Akibat hasutan Keko, Ega dan Bevi jadi tidak berani meningalkan sarangnya walaupun hanya sebentar. Ega takut jika pohon oak itu rubuh di saat ia pergi. Bevi juga tidak berani keluar rumah bersama anak-anaknya, karena takut Ega menyambar mereka. Mereka akhirnya tak pernah berburu makanan lagi sehingga persediaan makanan mereka habis.

Di saat anak-anak mereka menangis kelaparan, Ega dan Bevi diam-diam keluar dari sarang. Mereka sangat terkejut ketika mendengar Keko sedang tertawa geli.

“Ha ha ha…, tak lama lagi Ega, Bevi dan anak-anaknya akan mati kelaparan. Akhirnya, aku bisa tinggal sendirian di pohon oak besar itu!”