Ogoh-Ogoh, Lebih dari Sekadar Tradisi

By Putri Puspita, Senin, 20 Maret 2017 | 06:12 WIB
Pawai Ogoh-Ogoh (Foto: http://www.inbali.org) (Putri Puspita)

Pemerintah Bali juga menumbuhkembangkan seni pembuatan ogoh-ogoh ini sehingga lomba rancangan ogoh-ogoh antar banjar selalu diadakan hamper setiap tahun; pemenangnya diberi piala yang prestisius. Bahkan, subsidi pembuatan ogoh-ogoh juga diberikan Pemerintah Kota Denpasar kepada masing-masing banjar di wilayahnya walaupun jumlahnya tidak terlalu besar.

Kreasi Ogoh-ogoh

Seiring berjalannya waktu, makna sifat buruk tak hanya diwujudkan dalam bentuk raksasa. Zaman sekarang banyak pemuda yang mulai berkreasi dengan membuat ogoh-ogoh dengan wujud teroris bahkan koruptor. Hal ini sebenarnya tidak sepenuhnya salah karena setiap orang tentu punya pandangan sendiri mengenai wujud sifat buruk. Jadi, bisa saja mereka mengambil wujud manusia yang berkaitan dengan keburukan sifatnya. Pengembangan wujud ini menunjukkan bahwa pemikiran pemuda sudah semakin berkembang dan tidak ketinggalan zaman. Mereka tetap melestarikan tradisi daerah tapi dibumbui dengan pikiran terbuka oleh masalah lingkungan sekitar. Jadi tradisi tetap lestari dan wawasan pun luas.