Ragam Kesenian Suku Kutai

By Putri Puspita, Rabu, 22 Maret 2017 | 04:22 WIB
Rumah Lamin: Rumah Adat Suku Kutai (Foto: detik.com) (Putri Puspita)

Kain dari serat daun doyo ini merupakan hasil kerajinan yang hanya dibuat oleh wanita-wanita Suku Dayak Benuaq yang tinggal di Tanjung Isuy.

Tanaman doyo ini menyerupai pandan tumbuh dengan subur di tanah isuy. Serat daunnya kuat dan dapat dijadikan benanguntuk ditenun. Tenunan doyo ini kemudian sering diolah menjadi pakaian, kopiah atau hiasan dinding.

Anjat adalah kerjinan yang berbentuk seperti tas yang terbuat dari anyaman rotan dan memiliki dua atau tiga sangkutan. Anjat biasanya digunakan untuk menaruh barang-barang bawaan ketika bepergian.

Bening aban adalah alat untuk memanggul anak yang hanya terdapat pada suku dayak kenyah. Alat ini terbuat dari kayu yang biasanya dihiasi dengan ukiran atau dilapisi dengan sulaman manik-manik serta uang logam.

Seni Musik

Seni musik Kutai banyak dipengaruhi oleh kebudayaan melayu dan islam. Salah satu seni musik Kutai yang terkenal adalah musik tingkilan. Alat musik yang digunakan adalah gambus (sejenis gitar berdawai 6), ketipung (semacam kendang kecil), kendang (sejenis rebana yang berkulit sebidang dan besar) dan biola.

Musik tingkilan disertai pula dengan nyanyian yang disebut betingkilan. Betingkilan berarti bertingkah-tingkahan atau bersahut-sahutan.

Seni Tari

Seni tari Suku Kutai dapat dibagi menjadi dua jenis, yakni Seni Tari Rakyat dan Seni Tari Klasik. Seni Tari Rakyat merupakan kreasi artistik yang timbul ditengah-tengah masyarakat umum. Gerakan tarian rakyat ini menggabungkan unsur-unsur tarian yang ada pada tarian suku yang mendiami daerah pantai, contohnya Tari Jepen yang diiringi oleh tingkilan.

Seni Tari Klasik merupakan tarian yang tumbuh dan berkembang di kalangan Kraton Kutai Kartanegara pada masa lampau. Contoh tari klasik, seperti  Tari Persembahan (wanita istana), Tari Ganjur (pria istana), Tari Kanjar, Tari Topeng Kutai, dan Tari Dewa Memanah

 Upacara Erau

Upacara Erau merupakan salah satu tradisi yang terkenal dari Kutai. Erau berasal dari bahasa lokal/daerah etnis Kutai, dan disebut juga EROH yang berarti ramai, hilir mudik, bergembira, berpesta ria. Erau dilaksanakan secara adat oleh Kesultanan atau kerabat kerajaan dengan maksud tertentu dan diikuti oleh seluruh masyarakat umum dalam wilayah administratif kesultanan. Terdapat tiga pelaksanaan ERAU adat di lingkup Kesultanan Kutai Kartanegara, yakni Erau Tepong Tawar, Erau Pelas Tahun, dan Erau Beredar di Kutai.