7 Rumah Bale Suku Sasak yang Menarik Wisatawan Bule

By Putri Puspita, Kamis, 23 Maret 2017 | 10:59 WIB
Rumah Adat Suku Sasak (Foto: http://www.rumah-adat.com) (Putri Puspita)

Bangunan rumah Suku Sasak di Desa Sade, Nusa Tenggara Barat, dinamakan ‘Bale’. Ternyata, ada 7 jenis bale di Desa Sade yang memesona wisatawan, terutama turis bule atau dari manca negara.

1. Bale Tani

Bale Tani berbentuk limasan atau joglo, seperti rumah adat Jawa. Bangunan rumah ini untuk tempat tinggal masyarakat Sasak yang berprofesi sebagai petani. Bale Tani lantainya tanah. Ruangannya terdiri dari satu ruang untuk serambi (sesangkok), satu ruang untuk kamar (dalam bale), serta ruang memasak (pawon). Dalam bale digunakan sebagai tempat menyimpan barang (harta benda) yang dimiliki atau tempat tidur anak perempuan. Anggota keluarga yang lain tidur di serambi.

2. Bale Jajar

Bale Jajar adalah bangunan rumah tinggal orang Sasak golongan ekonomi menengah ke atas. Bentuk Bale Jajar hampir sama dengan Bale Tani, yang membedakan adalah jumlah dalam balenya. Bale Jajar mempunyai dua kamar (dalam bale) dan satu serambi (sesangkok). Kedua kamar tersebut dipisah oleh lorong/koridor dari sesangkok menuju dapur di bagian belakang. Bangunan Bale Jajar biasanya berada di komplek pemukiman yang luas dan ditandai oleh keberadaan sambi yang menjulang tinggi sebagai tempat penyimpanan kebutuhan rumah tangga atau keluarga lainnya.

3. Bale Barugaq/Sekepat

Bale Barugag mempunyai bentuk segi empat sama sisi (bujur sangkar) tanpa dinding. Penyangganya terbuat dari kayu dan bambu> Atapnya dari rumput alang-alang. Barugaq atau Sekepat biasanya terdapat di depan samping kiri atau kanan Bale Jajar atau Bale Fungsi. Kegunaan Berugaq/Sekepat adalah sebagai tempat menerima tamu, karena menurut kebiasaan orang Sasak, tidak semua orang boleh masuk rumah. Berugaq/Sekepat juga digunakan pemilik rumah yang memiliki gadis untuk menerima pemuda yang datang midang (melamar).

4. Sekenam

Sekenam bentuknya sama dengan bale Berugaq/Sekepat. Hanya saja Sekenam mempunyai tiang sebanyak enam buah dan berada di bagian belakang rumah. Sekenam biasanya digunakan sebagai tempat kegiatan belajar mengajar tata krama, penanaman nilai-nilai budaya, dan sebagai tempat pertemuan internal keluarga.

5. Bale Bonter

Bale Bonter umumnya dimiliki oleh para Perkanggo/Pejabat Desa, dusun/kampung. Bale Bonter biasanya dibangun di tengah-tengah pemukiman dan atau di pusat pemerintahan desa/kampung. Bale Bonter dipergunakan sebagai tempat pesangkepan/persidangan adat. Misalnya, tempat penyelesaian masalah pelanggaran hukum adat. Bale Bonter juga disebut gedeng pengukuhan dan tempat penyimpanan benda-benda bersejarah atau pusaka warisan keluarga.

6. Bale Beleq Bencingah

Bale Beleq Bencingah merupakan salah satu sarana penting bagi sebuah kerajaan. Bale Beleq diperuntukkan sebagai tempat kegiatan besar kerajaan sehingga sering juga disebut Bencingah. Ada pun upacara kerajaan yang biasa dilakukan di Bale Beleq di antaranya adalah pelantikan pejabat kerajaan, penobatan Putra Mahkota kerajaan, pengukuhan/penobatan para Kiai Penghulu (Pendita) kerajaan, dan tempat penyimpanan benda-benda pusaka kerajaan.