Mangkunegaran Performing Art

By Dewi Setyawan, Kamis, 23 Maret 2017 | 12:15 WIB
Mangkunegaran Performing Arts (www.cultureindo.com) (Dewi Setyawan)

Mangkunegaran Performing Art adalah salah satu acara tahunan yang digelar Kraton Mangkunegaran bekerja sama dengan Pemkot Surakarta. Tujuan acara ini adalah untuk memperkenalkan tari-tarian dan kesenian yang dimiliki oleh Trah Pura Mangkunegaran pada masyarakat Solo dan para wisatawan yang berkunjung ke kota Solo.

Mangkunegara

Mangkunegara I bukan saja dikenal sangat piawai dalam keprajuritan dan seni perang, ia juga memiliki kreativitas dan jiwa seni tinggi. Aneka lagu (tembang), geguritan, hingga beberapa kitab falsafah hidup diciptakannya.

Jiwa seni diwariskan kepada para penerus Dinasti Mangkunegara hingga kini. Aneka karya cipta trah Mangkunegaran dari masa ke masa, kini dapat dinikmati oleh masyarakat umum pada gelaran Mangkunegaran Performing Art.

Melestarikan Seni dan Budaya

Kota Solo sebagai kota budaya selalu melestarikan seni dan budaya sebagai simbol warisan kekayaan abadi. Acara Mangkunegaran Performing Art dapat dinikmati semua usia dari muda sampai tua.

Karya-karya asli dari Pura Mangkunegaran dan karya-karya yang sudah dimodifikasi mengikuti perkembangan zaman ditampilkan dalam acara ini. Lokasi penyelenggaraan Mangkunegaran Performing Art adalah di Pendopo Ageng Pura Mangkunegaran, Solo. Acara ini biasanya diadakan selama dua hari berturut-turut.

Karya-karya Mangkunegaran

Karya-karya yang dapat dinikmati dalam Mangkunegaran Performing Art meliputi pameran foto tempo dulu sejak abad 18, pameran topeng, kuliner khas Mangkunegaran, seminar budaya, pergelaran tari klasik, kereta kencana, dan upacara adat “Tetesan”.

Pergelaran tari klasik menampilkan tari golek lambangsari, tari gambyong langenkusumo, tari srimpi pandelori, tari bondoyudo, tari gatutkaca-dadungawuk, tari situbondo, tari bendoboyo, dan tari dedhaya bedah madiun.

Dalam seni karawitan, gending-gending karya Sri Paduka Mangkunegoro disajikan dengan iringan tiga perangkat gamelan pusaka, yaitu Kiai Segara Windu, Kiai Baswara, dan Kiai Pamedarsih.

Upacara Tetesan