Jika mendengar kata batik, pikiran kita pasti langsung tertuju ke Pekalongan, Yogyakarta, atau Solo. Padahal, batik juga ada di daerah lain. Kali ini, kita akan membahas tentang batik Tasik dan batik Aceh.
Batik Tasik
Batik tasik biasa disebut dengan batik priangan, karena Tasikmalaya berada di kawasan Priangan Timur. Di Tasik, ada beberapa daerah penghasil batik, seperti Indihiang, Cipedes, Sukapura, Ciroyom, dan Cigereung.
Batik Tasik biasanya menggunakan warna-warna yang cukup cerah, seperti merah, hijau, dan biru. Akan tetapi, ada juga yang berwarna gelap, seperti cokelat atau hitam.
Untuk motifnya, batik Tasik biasanya menggunakan flora dan fauna yang menjadi ciri khas tanah sunda, seperti bunga anggrek, burung merak, dan burung bangau. Secara keseluruhan, batik Tasik bisa dikelompokkan ke dalam tiga jenis, yakni:
Batik Sukapura, biasanya memiliki ukuran motif dan warna yang cukup kontras. Sekilas, batik ini mirip dengan batik Madura.
Batik Sawoan, biasanya didominasi oleh warna cokelat (seperti buah sawo) dan diberikan warna indigo, serta cocok-cocok putih. Sekilas, batik ini mirip dengan batik Solo.
Batik Tasik, biasanya lebih bervariasi dalam hal motif, sedang untuk urusan warna lebih banyak menggunakan warna cerah, karena diperngaruhi oleh batik pesisiran.
Batik Aceh
Sampai saat ini belum ada yang tahu, apakah batik Aceh dibawa oleh orang Jawa atau diciptakan sendiri oleh masyarakat Aceh.
Meski begitu, batik Aceh sudah lama digunakan oleh masyarakat Aceh. Bahkan, motif yang digunakan pun memiliki ciri khas tersendiri, yakni kental dengan unsur budaya dan alam Aceh. Desa Meusanah Manyang, di Kabupaten Aceh Besar merupakan salah satu sentra batik yang ada di Provinsi Aceh.
Batik Aceh tidak menggunakan hewan sebagai motif. Konon, hal itu bertentangan dengan syariat Islam. Tapi, untuk urusan warna, batik Aceh menggunakan warna yang cukup bervariasi, seperti merah, kuning, hijau, biru, dan masih banyak lagi. Secara garis besar, motif batik Aceh bisa dikelompokkan ke dalam empat jenis, yakni: