Anak-Anak Penjaga Mangrove di Teluk Kiluan

By Sigit Wahyu, Jumat, 31 Maret 2017 | 10:45 WIB
Anak-anak penjaga mangrove di Teluk Kiluan, Lampung. Foto: Ricky Martin | Bobo.ID (Sigit Wahyu)

Bagaimana Menjaganya?

Bagaimana cara mereka menjaga hutan mangrove? Apakah anak-anak itu harus nongkrong terus di gubug? Tentu saja tidak begitu. Mereka bisa ikut menjaga kelestarian hutan mangrove dengan cara menanam pohon mangrove, setiap ada tamu yang mengunjungi hutan itu.

Dengan semboyan “Satu tamu, satu pohon”, maka semakin banyak tamu yang datang, maka semakin banyak pula pohon mangrove yang ditanam. Semakin banyak pohon mangrove, semakin banyak pula ikan di daerah itu.

Baca ini juga, yuk: Anak Tambora Sahabat Alam

Sambil Bermain

Bagi anak-anak di Teluk Kiluan,  tugas menjaga dan melestarikan hutan mangrove tidaklah berat. Bukankah tugas tersebut bisa dilakukan sambil bermain? 

Berperahu di antara hutan mangrove sambil mencari ikan merupakan aktivitas sehari-hari anak-anak di Teluk Kiluan. Menggali pasir untuk menanam mangrove, bagi mereka malah menjadi aktivitas seru karena bisa sambil bermain air.

Sambil bermain, anak-anak mangrove di Kiluan telah menjaga kelestarian lingkungannya.

Berteman Dalam Keragaman

Meskipun kehidupan sehari-hari anak-anak mangrove di Teluk Kiluan ini berbeda dengan kita, mereka adalah teman-teman kita. Keseharian mereka yang berbeda dengan kita menjadi bukti keragaman bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, berbagai budaya, dan berbagai kebiasaan dan gaya hidup.

Gaya hidup dan keseharian anak-anak mangrove adalah bentuk adaptasi dengan alam dan lingkungan. Tanpa adaptasi dengan alam dan  lingkungan sekitar, kita tidak mungkin bisa bertahan.

Dengan mengetahui kehidupan sehari-hari teman-teman kita dari berbagai pelosok, kita jadi tahu bahwa #Berbeda itu Seru.

Kita, sebagai generasi masa depan Indonesia percaya, bahwa #Berteman dalam Keragaman itu akan selalu ada di dalam hati setiap anak-anak Indonesia, karena #Berbeda Bukan Masalah

Foto-foto: Ricky Martin | Bobo.ID