Pohon Topi

By Sylvana Toemon, Jumat, 9 Maret 2018 | 12:00 WIB
Pohon topi (Sylvana Toemon)

“lya,” jawab Tuan Omongkosong.

“Di balik tirai juga ada pohon topi! Kau mau melihatnya?”

Tentu saja Dito mau. Tak lama, Dito dan Tuan Omongkosong sudah berada di balik tirai.  Di tengah kebun, ada sebatang pohon topi. Di antara daun-daunnya, bergantung aneka topi. Topi yang tinggi, topi yang bundar dan topi pesulap. Di sebelah pohon topi itu, ada pohon topi pet. Dito dan Tuan Omongkosong berdiri di bawahnya.

“Boleh aku memetik satu topi?” tanya Dito.

“Boleh. Ada banyak, kok,” sahut Tuan Omongkosong.

Dito memetik sebuah topi pesulap yang bagus. Dari topi itu segera keluar seekor kelinci. Ya, begitulah topi pesulap. Penuh dengan kejutan.

“Asyik!” teriak Dito . la meletakkan topi itu di rumput.

Brrr...seekor merpati putih terbang keluar dari topi itu. Lalu, keluar seekor tikus dan seekor katak.

“Jangan-jangan di topi ini juga ada gajah?” kata Dito.

“lya,” sahut Tuan Omongkosong, “Coba lihat saja!” Tiba-tiba, plop! Keluarlah belalai dari topi itu. Dan, di ujung belalai itu ada seekor gajah. Gajah itu menerompet dan segera berderap pergi.

“Guk! Guk!” Seekor anjing keluar dari topi, disusul seekor kucing. Wah, wah, bagaimana dia bisa memakai topi seperti itu? Dito cepat-cepat menggantung kembali topi pesulap itu di pohon. Namun, dari topi itu melompatlah seorang laki-laki. la memakai topi itu lalu pergi sambil marah-marah.

“Itu pesulapnya”, bisik Tuan Omongkosong. “Dia tadi tidur sejenak di dalam topinya. Kini dia harus mengumpulkan kembali hewan-hewan  yang kabur!”