Kapal PLTD Apung Sebagai Monumen Peringatan Tsunami Aceh

By Yomi Hanna, Selasa, 4 April 2017 | 09:11 WIB
Kapal PLTD Apung dijadikan monumen peringatan tsunami oleh Pemerintah. (Foto: indonesiakaya.com) (Hanna Vivaldi)

Bencana alam tsunami yang terjadi pada 26 Desember 2004 meninggalkan sebuah monumen PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) Apung di Desa Punge, Blancut, Banda Aceh.

Kapal PLTD Terhempas Tsunami

Monumen ini berupa kapal yang dulunya merupakan sumber tenaga listrik bagi wilayah Ule Lheue, tempat dimana kapal ini terakhir kali ditambatkan sebelum terjadinya tsunami.

Kapal yang memiliki panjang 63 meter ini dapat menghasilkan daya sebesar 10,5 megawatt. Luas kapal mencapai 1.900 meter persegi dengan berat sebesar 2.600 ton.

Ketika tsunami terjadi, kapal yang cukup berat ini ternyata dapat terseret gelombang pasang setinggi 9 meter sehingga bergeser sampai sejauh 5 kilometer ke pusat Kota Banda Aceh. Tidak ada yang membayangkan kalau kapal ini dapat bisa bergeser sejauh itu.

Kapal ini terhempas hingga ke tengah-tengah pemukiman warga, tidak jauh dari Museum Tsunami. Dari 11 orang petugas kapal dan beberapa warga yang berada di kapal ketika tsunami terjadi, hanya satu orang yang berhasil selamat. Sungguh luar biasa kekuatan gelombang tsunami pada waktu.

Monumen Peringatan Tsunami

Saat ini, wilayah sekitar PLTD Apung telah dibeli oleh pemerintah dan dibuat menjadi objek wisata edukasi bagi masyarakat yang berkunjung ke sana. Kapal ini dijadikan sebagai monumen peringatan yang digunakan untuk mengenang para korban jiwa akibat tsunami. Pada monumen ini juga tertulis tanggal dan waktu kejadian tsunami.

Dari atas kapal ini, para pengunjung dapat melihat pemandangan rangkaian pegunungan Bukit Barisan. Lalu di sekitar monumen, dibangun dinding dengan relief menyerupai gelombang air bah.