Gudeg merupakan makanan manis dan gurih yang terbuat dari gori (buah nangka muda) yanga menjadi kuliner khas kota Yogyakarta. Sampai-sampai, Yogyakarta dikenal sebagai "Kota Gudeg".
Sejarah gudeg
Sekitar tahun 1500, Kerajaan Mataram Islam sedang mengalami pembangunan yang besar di Kotagede. Saat itu, terdapat banyak sekali pohon nangka. Buahnya yang masih muda disebut gori. Buah ini dipetik dan diolah menjadi sayur untuk memberi makan para pekerja yang jumlahnya sangat banyak.
Saking banyaknya, makanan olahan dari nangka muda ini harus diaduk menggunakan alat seperti dayung. Dalam bahasa Jawa, mengaduk disebut juga hangudeg, sehingga kemudian makanan ini dinamakan gudeg.
Olahan nangka muda
Gudeg merupakan olahan nangka muda yang dimasak cukup lama dengan campuran santan. Selain itu, gudeg juga dimasak dengan daun jati yang kemudian memberikan efek warna kecoklatan. Pada umumnya, gudeg dihidangkan dengan nasi, telur, tahu, tempe, potongan ayam, serta sambal goreng krecek atau kulit sapi yang dikeringkan kemudian dipotong-potong dan dijadikan kerupuk kulit.
Areh gudeg
Secara umum, areh merupakan siraman santan yang ada di atas sayur gudeg. Ada kurang lebih 3 jenis gudeg yang dikenal berdasarkan jenis arehnya; yaitu gudeg kering yang santan arehnya lebih kental, gudeg basah yang memiliki areh lebih encer serta gudeg khas Solo yang arehnya putih.
Areh ini juga yang kemudian membuat rasa gudeg menjadi lebih gurih.
Gudeg legendaris dari Yogyakarta
Salah satu gudeg yang paling legendaris di Jogja adalah Gudeg Yu Djum milik Bu Djuwariah yang sudah merintis usaha sejak 67 tahun yang lalu. Banyak wisatawan dari dalam maupun luar negeri datang ke Jogja dan mencicipi gudeg ini. Selain cabang utama di Jalan Wijilan, Gudeg Yu Djum juga punya cabang di Jalan Kaliurang.