Machu Picchu dikenal juga dengan sebutan ‘The Lost City of the Incas’ atau ‘Kota Inka yang Hilang’. Dengan ketinggian lebih dari 2.000 meter di atas permukaan laut, kota tua ini tampak sunyi dan menyimpan misteri.
Kota yang hilang
Machu Picchu berada di lembah Urubamba, salah satu lembah di Pegunungan Peru dan dibangun pada tahun 1.450. Tempat ini terletak di ketinggian 2.350 meter di atas permukaan laut. Penduduk Inka meninggalkan tempat itu, sehingga kemudian menjadi kota kosong ketika ditemukan oleh bangsa Spanyol setelah perang penaklukkan Spanyol atas Amerika Selatan.
Dalam bahasa masyarakat Peru, Machu Picchu berarti pegunungan tua.
Terdiri dari batu-batuan besar dan berat
Machu Picchu memiliki luas lebih dari 300.000 kilometer persegi, dan terdiri atas batu-batuan raksasa yang beratnya mencapai 50 ton. Selain itu ada banyak sekali bangunan-bangunan berbeda fungsi di Machu Picchu, meski bangunan utamanya hanya tiga.
Tiga Bangunan utama tersebut adalah Temple of the Sun atau Kuil Matahari, dan Room of the Three Windows atau Ruangan Tiga Kaca, dan Intihuatana.
Ditinggalkan sebelum selesai dibangun
Belum ada keterangan pasti mengapa suku bangsa Inka meninggalkan Machu Picchu hingga menjadi kota sunyi, padahal kota ini belum sepenuhnya rapi dan selesai pembangunannya. Kota ini dibangun dengan gaya klasik khas suku Inka, yang terdiri dari dinding-dingin batu.
Tetapi konon, mereka berpindah dari Machu Picchu setelah terserang sebuah wabah penyakit. Ada pula yang mengatakan bahwa penduduk Inka pergi karena adanya serangan dari Spanyol kala itu. Kota itu menjadi kosong sampai Pizzaro –sang penakluk dari Spanyol datang ke sana dan menemukannya.
Ditemukan kembali dan menjadi objek wisata
Tahun 1911, seorang arkeolog dari Yale University menemukan kembali Machu Picchu. Berkat penemuan Hiram Bingham III itulah, kini Machu Picchu bisa menjadi objek wisata dan didatangi banyak pengunjung dari seluruh belahan dunia.