Kembalinya Sang Pembaca Berita

By Sylvana Toemon, Minggu, 29 April 2018 | 05:00 WIB
Kembalinya Sang Pembaca Berita (Sylvana Toemon)

Dora membaca berita di koran cepat-cepat. Nada suaranya mengandung kekesalan dan wajahnya menunjukkan rasa tidak sabar. Kakek yang sedang duduk mendengar Dora membaca, menghela napas. la lalu mengangkat tangannya dan berkata, "Stop, stop Dora, tak usah  kau teruskan membaca!"

Dora melemparkan koran ke atas meja, lalu bersungut-sungut, "Bagaimana, sih, Kakek ini? Tadi minta dibacakan koran, sekarang tiba-tiba aku disuruh berhenti, padahal belum selesai!"

Kakek menjawab dengan sabar, "Mungkin, kau sudah capek membacakan koran untuk Kakek. Kau sudah bertugas setiap sore selama seminggu penuh. Jadi baiklah kau beristirahat dulu!"

"Terserah Kakek! Sekarang aku mau pergi ke rumah teman dulu. Sudah lama aku tidak pergi bermain dengan mereka!" kata Dora, lalu meninggalkan Kakek yang masih duduk di ruang depan.

Beberapa bulan lagi mata kakek akan dioperasi katarak. Itulah sebabnya, Kakek mendapat kesulitan saat membaca. Karenanya, Kakek minta supaya Dora membacakan berita-berita di koran setiap sore.

Mula-mula Dora merasa senang bisa menolong Kakek. Akan tetapi, sesudah bertugas selama satu minggu Dora merasa bosan dan jengkel. Karena itu dia membaca asal-asalan saja, dengan nada suara yang tidak menyenangkan. Dora memang ingin lepas dari tugas tersebut, tetapi tak ada yang menggantikannya. Kalau saja Dora punya adik atau kakak, alangkah senangnya. Dia bisa bergantian membaca. Namun, Dora anak tunggal. Dora merasa serba salah. Kalau dia tidak membacakan berita untuk Kakek, dia juga merasa  bersalah. Masak sebagai cucu, dia tidak mau menolong kakeknya?

Keesokan harinya Dora pulang sekolah dengan wajah muram. Dia teringat akan tugas menjengkelkan yang hanus dikerjakannya nanti sore.

Kakek, yang sedang duduk di teras sambil melap tempat kaset, menyambut Dora dengan gembira, "Dora, makanlah dulu! Nanti ada berita gembira untukmu!"

"Apa, Kek? Sekarang saja beri tahu berita gembiranya!" pinta Dora penuh rasa ingin tahu.

"Baiklah! Nanti sore ada orang yang mau menolong Kakek membacakan berita di koran. Untuk sementara kamu bisa beristirahat dulu!" Kakek memberi tahu sambil tersenyum.

Dora meletakkan tas sekolahnya di lantai, lalu duduk di dekat Kakek. "Sungguh, ini suatu kejutan. Syukurlah, aku tak usah melakukan tugas yang menjengkelkan itu," pikir Dora.

"Siapa, Kek? Bagaimana cara Kakek mendapatkannya?" tanya Dora.