Sejarah Kebaya dan Perkembangannya

By Yomi Hanna, Jumat, 21 April 2017 | 02:40 WIB
Kebaya di masa kini. (Foto: infokebaya.com) (Hanna Vivaldi)

Kebaya adalah busana yang dari dulu hingga saat ini masih sering digunakan oleh para perempuan Indonesia. Penggunaan kebaya saat ini tidak terbatas suku dan budaya tertentu saja.

Sejarah kebaya

Asal kata kebaya berasal dari bahasa Arab, abaya yang berarti pakaian. Dipercaya bahwa kebaya dulunya berasal dari daerah Tiongkok yang sudah berusia ratusan tahun yang lalu. Kemudian penggunaan busana kebaya mulai menyebar dari Malaka, Jawa, Bali, Sumatera, dan Sulawesi.

Awalnya sebelum tahun 1600, kebaya merupakan busana yang dipakai wanita Jawa, khususnya di daerah Yogyakarta dan Surakarta, Jawa Tengah. Seperti busana yang sering digunakan R.A Kartini adalah kebaya tradisi dari daerah Jawa Tengah.

Kapan kebaya digunakan?

Kebaya ini dikenakan oleh semua kalangan, baik wanita bangsawan maupun rakyat biasa, dipakai sebagai busana sehari-hari maupun ketika ada acara tertentu.

Pakaian pelengkap dari kebaya ini adalah kain dengan tekstur kaku atau sering disebut kemben untuk menutupi bagian dada, kain panjang dengan stagen yang dililitkan pada bagian perut.

Pada saat acara tertentu, baju kebaya menggunakan rangkaian pniti yang dipadukan dengan kain panjang bercorak batik. Lalu bagian rambut digelung atau disanggul serta dipercantik dengan perhiasan anting, cincing, kalung, gelang, dan juga kipas.

Sedangkan kebaya yang digunakan untuk busana sehari-hari biasanya lebih sederhana, cukup memakai kemben, stagen, dan kain panjang.

Selama masa kendali Belanda di Jawa, wanita-wanita Eropa mulai mengenakan kebaya sebagai pakaian resmi.

Memiliki makna tertentu

Kebaya bukan hanya sekadar pakaian biasa, busana ini menyimpan makna khusus dan memiliki nilai-nilai kehidupan. Bentuknya yang sederhana dapat disebut sebagai wujud kesederhanaan masyarakat Indonesia.