Banyak orang tidak suka petai (Parkia speciosa) karena baunya menyengat. Tetapi, banyak juga yang menyukainya karena baunya yang sedap.
Tanaman petai yang tumbuh sekitar 30 meter ini menghasilkan bunga berbentuk bola lampu (bohlam) dengan tangkai yang panjang. Bunga petai termasuk jenis hermafrodit, ini artinya bunganya memiliki benang sari dan putik secara bersama-sama. Setelah mengalami penyerbukan, seluruh benang sari akan gugur dan tinggal calon buah saja. Sari bunga yang dihasilkan dapat menarik kelelawar dan hewan penyerbuk lain.
Jika penyerbukan terjadi dengan sempurna, maka setiap bunga akan menghasilkan 15-20 calon buah. Tetapi kalau penyerbukannya kurang sempurna, maka setiap bunga akan tumbuh hanya beberapa calon buah saja.
Buah petai bentuknya berpolong dan berisi biji-biji yang terdiri dari 7-8 polong. Ketika masih muda, bijinya agak lunak, tetapi setelah menjadi tua akan berubah menjadi lebih keras.
Pada waktu muda, biji buah petai segar menghasilkan bau yang menusuk ini dilapisi kulit tipis berwarna putih. Dan ketika sudah tua, buah petai akan dilapisi lulit yang berwarna agak gelap dan berlendir berwarna kekuning-kuningan. Ini juga sering ditumbuhi cendawan putih.
Kulit buah petai berwarna hijau ketika masih muda dan berubah menjadi cokelat kehitaman setelah tua.
Penyebab bau pada petai
Bau menyengat itu disebabkan karena adanya zat seperti exathionine, tetrathiane, trithiolane, pentathiopane, pentathiocane, dan tetrathiepane yang terkandung di dalam petai.
Agar bau yang menyengat setelah makan petai ini bisa hilang, maka kita bisa mengunyah sedikit bubuk kopi atau buah mentimun selama beberapa menit. Selain itu, bisa juga dengan merebus petai sebelum dimakan untuk mengurangi baunya.
Manfaat petai
Dalam dunia kesehatan, petai mengandung zat besi yang dapat mengobati anemia atau kurang darah.