Kakak, Maafkan Rina

By Putri Puspita, Rabu, 7 Juni 2017 | 07:19 WIB
pulpen Kak Ari. Foto: Putri Puspita | Bobo.ID (Putri Puspita)

“Nah Rin, jangan tidur terlalu malam berarti ya,” kata Ibu.

“Iya Bu, lebih baik bangun lebih pagi dan belajar, daripada buru-buru,” jawab Rina.

“Kok kakak sedih?” tanya Rina pada Ari, kakaknya.

“Iya, tadi pagi ada ulangan matematika. Tapi, ntah kenapa pulpen kakak hilang. Jadi kakak harus keluar dulu beli pulpen karena tidak enak ganggu teman yang sudah mulai. Hmmm, koperasi sekolah masih tutup. Kakak jadi harus jalan jauh untuk beli. Kakak kehabisan waktu mengerjakan soal, jadi tidak bisa selesai,” Kak Ari bercerita dengan wajah sedih.

Rina langsung merasa bersalah karena tadi pagi, ia mengambil pulpen Kak Ari tanpa bilang terlebih dahulu. Ternyata hal yang dilakukan Rina membuat Kak Ari kesulitan mengerjakan ulangan, bahkan sampai tidak selesai. Rina sangat merasa bersalah. Namun, Rina tak berani bercerita.

Rina sangat ingin minta maaf tetapi takut Kak Ari marah. Akhirnya Rina menulis surat permintaan maaf untuk Kak Ari ditambah dengan pulpen dan cokelat superman kesukaan Kak Ari.

Malam harinya, ia belajar bersama Kak Ari. Seperti biasa, Kak Ari mengajari Rina dengan sabar.

“Kak, Rina mau kasih sesuatu untuk kakak,” kata Rina sambil menyerahkan amplop putih.

“Apa ini Rin? Hadiah? Kan kakak nggak ulang tahun,” kata Kak Ari bingung.

Rina pun langsung berlari menuju kamar karena takut.

Kak Ari membaca surat yang diberikan Rina sambil tersenyum sendiri. Ia pun menghampiri Rina dan mengetuk pintu kamarnya

“Kak, maafin Rina ya. Rina janji nggak ngulangin lagi,” kata Rina sambil membuka pintu.

“Iya, nggak apa-apa Rin. Yang penting kamu tahu salahnya dimana,” kata Kak Ari.

Merekapun bersalaman dan kembali ke ruang TV. Menonton sebentar sambil makan cokelat superman yang dibagi dua.

Cerita oleh Putri Puspita | Bobo.ID