“Ahhhh, pasti ketinggalan di rumah,” kata Hasan. Tidak ada pilihan lain, telepon genggam itu tidak bisa digunakan lagi.
Hasan bingung harus melakukan apa. Jam istirahat baru saja dimulai, telepon genggam yang biasa ia mainkan sudah mati. Tidak ada hal lain yang bisa ia mainkan.
Hasan pun keluar kelas. Ia melihat teman-temannya asik sekali bermain sepak bola. Tiba-tiba Hasan rindu bermain sepak bola.
“Zal, aku ikut main ya,” kata Hasan.
“Yaah, maaf San tapi jumlahnya sudah pas,” kata Rizal.
Hasan pun kembali ke pinggiran lapangan, hanya menonton teman-temannya bermain bola.
“Loh, San kok tumben tidak main HP?” kata Nora yang mendekati Hasan.
“Iya Nor, baterenya habis,” jawab Hasan.
“Yaaah, nggak ada temen main deh. Hasan sih kemarin-kemarin sibuk main HP sendiri,” kata Nora sambil berlalu meninggalkan Hasan.
Hasan pun merenung sendiri. Benar juga kata Nora, selama ini ia sibuk main telepon genggam sendiri. Sampai-sampai ia lupa bermain dengan teman-temannya. Padahal kan, bermain bole dan tertawa bersama jauh lebih asik. Seperti sekarang nih, kalau baterai HP sudah habis, mau main apa. Sedangkan kalau bersama-sama teman, pasti akan terus bermain.
Mulai saat itu Hasan tidak lagi sibuk dengan telepon genggamnya. Bahkan ia tidak lagi membawanya ke sekolah.
Cerita oleh Putri Puspita | Bobo.ID