Sepintas, hutan terlihat seperti kumpulan tanaman yang tak berguna. Akan tetapi, dibalik kumpulan tanaman itu banyak sumber obat yang bisa digunakan. Salah satunya adalah sirsak.
Obat Kanker
Sirsak adalah tanaman yang berasal dari hutan Amazon, Brazil. Ketika peneliti Eropa datang ke hutan Amazon lima puluh tahun lalu, mereka menemukan kisah pohon sirsak yang ajaib. Pohon sirsak dipercaya sebagai obat mujarab oleh suku Amazon.
Pohon sirsak lalu dibawa ke labolatorium untuk diteliti lebih cermat. Ternyata daun, batang, akar, dan buah sirsak mengandung zat penyembuh penyakit kanker. Zat itu bernama acetogenin.
Padahal... selama ini kanker dianggap sebagai penyakit yang tidak bisa diobati. Nah, menurut penelitian itu, sirsak bisa menyembuhkan penyakit kanker.
Zat Acetogenin Buatan
Selama ini, penderita kanker diobati dengan zat acetogenin sintetis atau buatan pabrik. Sayangnya, obat sintesis untuk kanker itu sangat mahal.
Selain membunuh sel kanker, obat itu juga ternyata merusak sel tubuh yang masih sehat. Itu sebabnya, setelah diobati zat acetogenin sintetis itu, rambut si pasien biasanya menjadi rontok, kulit mengering, atau badan menyusut.
Alami bagi Tubuh
Indonesia mempunyai peneliti tanaman obat dari hutan. Salah satunya adalah Profesor Evrizal Zuhud dari Institut Pertanian Bogor. Pak Evrizal menguji daun sirsak sebagai obat kanker.
Ternyata, daun sirsak dapat menyembuhkan kanker tanpa merusak sel sehat di tubuh penderita kanker. Penderita kanker yang minum rebusan daun sirsak, tetap sehat dan tidak mengalami rambut rontok.
Rupanya, zat acetogenin pada sirsak sangat pemilih saat bekerja. Zat itu hanya menghancurkan sel kanker di dalam tubuh. Sel-sel tubuh lain tidak dihancurkan. Profesor Evrizal menduga, zat acetogenin mempunyai bahan kimia yang sama dengan tubuh manusia. Sirsak adalah obat yang alami bagi tubuh manusia.
Hutan Lenyap, Obat Lenyap
Sayangnya, waktu yang diperlukan untuk meneliti tanaman dari hutan cukup lama. Sementara para ahli masih meneliti, penebangan hutan terjadi dimana-mana. Banyak hutan yang lenyap. Tanaman obat di hutan pun ikut lenyap. Contohnya, kisah obat penyakit HIV/AIDS. Ketika peneliti menemukan khasiat tanaman sebagai obat HIV/AIDS, mereka kembali ke hutan. Mereka mendapati hutan tanaman itu telah lenyap. Wuah, obat HIV/AIDS pun jadi lenyap.
Hmmm... ternyata hutan memiliki banyak sekali sumber obat yang belum diteliti. Yuk, kita selamatkan hutan supaya kita tetap punya obat mujarab.
Teks: Rna, Ilustrasi: Ode