George adalah seorang anak laki-laki yang sangat suka berpetualang bersama kakeknya. Suatu hari, Kakek mengajak George berkemah di pegunungan yang belum pernah George datangi sebelumnya.
Setiba di sana, George membantu Kakek mendirikan tenda dan membuat api unggun. George menghangatkan tubuhnya di dekat api unggun. Saat itu, langit sudah sangat gelap. Angin berhembus kencang dan mengeluarkan suara yang sangat menyeramkan.
George menggigil takut saat suara itu bertambah keras. "Suara apa itu, Kek?" tanyanya. "Menurut Kakek, itu suara lolongan serigala atau suara beruang gunung? Atau... hanya suara hembusan angin?" lanjutnya.
"Jangan takut George, kau akan aman bersamaku," jawab Kakek "Lihat, Kakek tidak lupa membawa gitar gusla Kakek ini!" kata Kakek, "Siapa tahu ada beruang gunung yang datang untuk menari," lanjutnya.
"Apa maksud Kakek?" tanya George. Ia semakin takut mendengar kata 'beruang'.
Kakek pun membuka tasnya dan mengeluarkan sebuah gitar gusla. Gitar itu hanya mempunyai satu senar. Perlahan Kakek memetik senar gitarnya itu dan memainkan sebuah lagu.
"Ketika masih kecil, Kakek pernah berkemah sendirian di pegunungan. Saat itu, udara sangat dingin dan langit sangat gelap. Tiba-tiba Kakek mendengar suara dari balik pohon."
"Apakah suaranya seperti itu?" bisik George, saat terdengar suara menyeramkan itu lagi.
"Kakek melihat ke sekeliling..." Kakek melanjutkan ceritanya, "Tetapi Kakek tidak menemukan apa-apa. Kakek lalu memutuskan untuk tidur. Tiba-tiba Kakek terbangun saat suara itu terdengar semakin dekat. Saat itu, Kakek melihat seekor beruang gunung yang sangaaat besar. Beruang itu berdiri di dekat api unggun dan berjalan mendekati Kakek."
"Apakah saat itu Kakek sangat ketakutan?" tanya George tegang.
"Ya, Kakek sangat ketakutan. Kakek tidak punya senjata untuk membela diri. Jadi, Kakek segera mengeluarkan gitar gusla, lalu memetik senarnya. Tiba-tiba beruang gunung itu terdiam. Dan saat Kakek memainkan sedikit nada lagu, beruang gunung itu bergerak sedikit. Saat Kakek memainkan lagu yang riang, beruang gunung itu melompat-lompat dengan satu kakinya, berputar-putar dan menari-nari."
George sangat terkejut mendengar cerita kakeknya. Matanya sampai melotot, dan mulutnya terbuka lebar. "Benarkah, Kek? Lalu apa yang terjadi," tanyanya tak sabar.