Gadis Bertopi Tong Kayu

By Sylvana Toemon, Kamis, 12 April 2018 | 04:00 WIB
Gadis bertopi tong kayu (Sylvana Toemon)

Dia menangis terus-menerus dan mohon kepada Putra Sulung agar menikah dengan gadis lain saja. Suatu malam, Hatshibime bermimpi didatangi ibunya. Ibunya berkata, "Anakku sayang, menikahlah saja dengan Putra Sulung. Segalanya akan menjadi baik!"

Hatshibime merasa senang. la turut membantu mempersiapkan pesta perkawinannya. Ketika hari perkawinan tiba, tong kayu itu mau dilepaskan dari kepala si pengantin wanita. Tetapi, oh ... tong kayu itu tak bisa dilepas. Hatshibime menjerit-jerit kesakitan. Gadis-gadis dan pemuda-pemuda desa mengejek dan menertawakannya.

Tetapi, Putra Sulung berkata, "Aku tetap mencintaimu walaupun kau bertopi tong kayu." Upacara perkawinan pun terus dilanjutkan. Setelah itu diadakan pesta makan yang meriah. Semua tamu duduk di meja bersantap. Ketika para tamu mengangkat gelas minum mereka sambil memohon keselamatan bagi pengantin wanita, tiba-tiba ... tong kayu meledak dengan suara yang bergemuruh. Kepingan-kepingannya berhamburan di lantai. Ketika kepingan-kepingan itu dipungut dan diamati, ternyata kepingan itu berupa intan permata dan perhiasan-perhiasan yang berharga. Semua itu menjadi mas kawin untuk Hatshibime.

Tetapi... yang paling menakjubkan adalah ketika para tamu melihat wajah Hatshibime. Mereka mengagumi kecantikan Hatshibime.

Para tamu merasa gembira. Mereka bernyanyi dan berpesta hingga pagi. Selanjutnya Hatshibime dan si Putra Sulung hidup berbahagia sampai akhir hayatnya.

Sumber: Arsip Bobo.