Jangan Kerjakan Sendiri

By Sylvana Toemon, Selasa, 3 April 2018 | 05:00 WIB
Jangan kerjakan sendiri (Sylvana Toemon)

Hari ini hari Minggu. Sejak jam lima pagi Bea sudah sibuk bekerja. Mbak Nani, saudara sepupu Bea akan menikah minggu depan. Bea mendapat tugas untuk menyiapkan tanda terima kasih yang akan diberikan kepada para tamu yang hadir pada pesta pernikahan itu.

Mula-mula Bea harus menjahitkan pita kecil pada cincin-cincin imitasi yang mengkilap bagaikan terbuat dari emas. Sudah itu kartu ucapan terima kasih yang mungil dan berwama merah jambu itu harus digulung dan dimasukkan ke dalam cincin berpita tersebut. Semuanya ada 800 buah.

"Pukul setengah delapan nanti aku berhenti bekerja, lalu pergi ke Sekolah Minggu. Pulang dari Sekolah Minggu akan kuteruskan lagi!" pikir Bea. "Pokoknya sebelum hari Minggu ini sudah harus selesai!"

Pukul setengah tujuh Ibu pulang dari pasar.

"Kok, belanjanya banyak amat, Bu!" tegur Bea.

"lya, kawan-kawanmu akan datang membantu, bukan? Ibu akan siapkan beberapa macam hidangan istimewa sekalian puding untuk cuci mulut!" jawab Ibu.

"Tidak jadi, Bu. Kemarin Bea lupa bilang pada Ibu. Bea tak mau merepotkan mereka. Kan, mereka punya acara sendiri pada hari Minggu. Bea akan kerjakan sendiri saja. Kalau dibantu, belum tentu mereka bisa mengerjakannya dengan rapi. Kata Mbak Nani ini harus dikerjakan serapi mungkin!" Bea menjelaskan pada Ibu.

Ibu menggeleng, lalu memeriksa pekerjaan Bea yang sudah selesai, dan berkata, "Tak mungkin selesai hari ini kalau Bea kerjakan sendiri. Bea harus dibantu. Lagi pula pekerjaan semacam ini lebih gembira bila dikerjakan bersama-sama!"

"Kalau tak selesai hari ini, besok pulang sekolah Bea kerjakan lagi. Pokoknya tiap hari Bea akan kerjakan sampai selesai. Biar sampai larut malam pun tak apa. Yang penting sebelum hari Minggu sudah siap!" Bea berkeras.

Ibu memandang Bea dan berkata, "Bea, ada pekerjaan yang harus dikerjakan sendiri, misalnya membuat prakarya untuk sekolah atau membuat PR. Tetapi, pekerjaan semacam ini lebih baik dikerjakan bersama- sama dengan gembira dan selesai dalam waktu satu hari. Besok kamu akan sibuk dengan pelajaran sekolah. Hari Jumat dan Sabtu kita akan sibuk membantu di rumah Mbak Nani!"

"Lebih baik kamu minta bantuan beberapa kawan Sekolah Minggumu!" Sepulang Sekolah Minggu nanti mereka langsung kita ajak ke sini!" Ibu menyarankan.

"Ah, Bea segan, Bu. Bea tidak akrab dengan mereka, kecuali dengan Novi, karena sekelas di sekolah!" Bea mengemukakan alasannya.