“Hey, Poki, Piko, ayo, kita main!” ajak Dodo Keledai pada Poki dan Piko monyet. Dodo paling suka bermain dengan kedua monyet itu, karena mereka gampang disuruh berbuat usil.
“Aku ada ide seru! Bagaimana kalau kita menakut-nakuti para ayam?” usul Dodo.
“Setujuuu…” seru Poki dan Piko tanpa pikir panjang.
Itulah yang disukai Dodo dari Poki dan Piko. Mereka berdua gampang diajak berbuat rusuh. Tak lama kemudian, munculah sekawanan ayam. Mereka akan memindahkan telur-telur mereka ke tempat yang lebih hangat. Poki dan Piko lari melesat mengejar ayam-ayam itu. Dodo juga ikut mengejar. Mereka semakin senang ketika beberapa telur terjatuh ke tanah.
“Ha ha ha… kita bisa pesta telur dadar!” seru Dodo Keledai.
Dodo terus mengejar ayam-ayam itu. Sementara, Poki dan Piko tak memerhatikan ayam lagi. Mereka berebutan mengumpulkan telur yang tercecer.
“Ini punyaku semua!” seru Poki.
“Ini punyaku semua!” seru Piko.
“Aku yang membuat telur-telur itu terjatuh!” teriak Poki.
“Aku yang membuat telur-telur itu menggelinding!” teriak Piko tak mau kalah.
Mereka berdua lalu berebutan telur. Akhirnya, keduanya berkelahi. Kejar-mengejar sampai ke atas pohon.
Keributan terjadi di hutan itu. Bunga-bunga, daun-daun berserakan di tanah karena kenakalan Piko, Poki, dan Dodo.
“Petook petoook….” Ayam-ayam berteriak menyuruh Dodo berhenti mengejar mereka. Namun Dodo terus saja mengejar ayam-ayam itu.
Tiba-tiba, DHUK! Dodo menabrak sesuatu yang keras. Lalu terdengar teriakan, “Ow!”
Astaga, ternyata Dodo menabrak Bibul Kerbau. Bibul Kerbau sangat marah.
“Lagi-lagi kalian bertiga yang berbuat onar!” bentak Bibul kesal.
“Sudah berhari-hari aku berusaha sabar melihat kenakalan kalian. Tapi hari ini, aku tidak bisa sabar lagi! Sekarang, bereskan semua tempat yang berantakan karena ulah kalian! Kumpulkan ranting-ranting, daun-daun, dan bunga-bunga yang berserakan di tanah!” perintah Bibul.
“Kalau kalian masih usil pada ayam-ayam itu, aku juga akan usil pada kalian! Aku akan kejar kalian dengan tandukku!” omel Bibul lagi.
Dodo, Poki, dan Piko terdiam. Mereka baru menyadari ulah iseng mereka. Selain mengganggu hewan lain, mereka juga sudah merusak lingkungan hutan. Selama ini mereka aman, karena Bibul yang bertubuh besar, ramah dan baik pada mereka. Mereka membayangkan kalau Bibul usil pada mereka. Iiih, pasti tidak menyenangkan kalau diusili hewan yang lebih besar.
Sejak hari itu, Dodo, Poki, dan Piko tidak keterlaluan lagi kalau bermain. Mereka tetap gembira, tetapi tidak mengganggu kegembiraan hewan lain.
Teks: Rizki
Dok. Majalah Bobo