Dinda berjalan mendekati Pak Adil. Sepertinya ada sesuatu yang membuat Dinda begitu penasaran.
“Pak, kenapa Bapak tidak mengumumkan kepada teman-teman kalau Bapak sudah mengetahui siapa yang mengambil uang? Padahal kan Bapak sudah mengetahuinya” tanya Dinda.
“Tidak Dinda, tidak perlu menurut Bapak,” kata Pak Adil.
“Maafkan saya, ya, Pak,” kata Dinda sambil menunduk.
“Yang penting kamu tidak mengulanginya lagi. Teman-teman pasti memperbolehkan kalau kami pinjam uang itu untuk ibumu yang sakit. Jadi, tidak perlu bilang uang itu hilang yah,” kata Pak Adil sambil tersenyum.
“Iya Pak. Tidak akan saya ulangi,” kata Dinda.
Pak Adil mengangguk dan berkata sambil berdiri,”Semoga Ibu kamu cepat sembuh ya Dinda.”