Dahulu kala, Kota Fes dipimpin oleh Raja Mulay. Ia sangat cinta dan bangga dengan kotanya. Namun, suatu malam Raja Mulay merasa khawatir tentang kotanya.
"Istriku, Fes adalah kota yang indah. Pemandangan alamnya sangat cantik. Menara-menara masjid itu semakin menambah kecantikan kota ini. Kota Fes memang berada di tanah yang tandus. Namun sumber mata air selalu memancar untuk memenuhi kebutuhan hidup penduduknya. Walaupun begitu... aku tetap merasa khawatir," ujarnya pada istrinya.
"Apa yang membuat engkau khawatir, suamiku?" tanya istrinya keheranan.
"Fes memang kota yang indah," ucap Raja Mulay, "tetapi letaknya sangat jauh dengan kota-kota lain. Aku khawatir suatu saat nanti kota Fes akan dilupakan orang. Dan kota ini akan mati."
Begitulah, kekhawatiran ini membuat Raja Mulay selalu termenung dan murung. Hingga pada suatu hari, istri Raja Mulay berkata," "Suamiku, mengapa engkau tidak membagi rasa khawatirmu ini pada rakyatmu? Caranya, dengan membuat sayembara!"
"Sayembara? Apa maksudmu, istriku?"
"Umumkanlah kepada rakyat. Siapa saja yang punya cara untuk membuat kota Fes terkenal ke seluruh dunia dan diingat orang selamanya, akan mendapatkan hadiah 4 kantong emas."
"Oh...itu ide yang bagus," seru Raja Mulay ceria. Raja Mulay segera mengumumkan sayembara itu di alun-alun kota. Setiap orang di kota Fes berpikir keras untuk memenangkan sayembara. Raja Mulay menerima banyak jawaban dari rakyatnya. Namun tak satu pun cara yang diajukan oleh rakyatnya berkenan di hati Raja Mulay. Raja Mulay pun kecewa dan kembali murung.
Tiba-tiba pada suatu hari, seorang pelayan Raja Mulay datang menghadap.
"Paduka Raja, ada seorang anak laki-laki bernama Abu ingin bertemu Paduka."
"Bawa dia kemari," jawab Raja Mulay. "Barangkali dia bisa memenangkan sayembaraku."
Tak lama kemudian, datanglah Abu menghadap Raja. Alangkah terkejutnya Raja Mulay melihat penampilan Abu yang kurus, kotor dan berpakaian compang-camping. Tangan kanannya disembunyikan di balik tubuhnya.