Seventee Bai yang Pemberani

By Sylvana Toemon, Selasa, 20 Maret 2018 | 06:10 WIB
Seventee Bai yang pemberani (Sylvana Toemon)

Seventee Bai seorang gadis India yang malang. Ia dipaksa menikah dengan pria yang tak disukainya. Suatu hari, ia dan rombongan calon suaminya melewati hutan lebat menuju ke rumah sang suami.

Calon suami Seventee Bai yang tampan dan kaya itu ternyata seorang penakut. Malam itu mereka harus menginap di tengah hutan. Ketika Seventee Bai sedang tertidur karena kelelahan, tiba-tiba…

"Cepat lari! Ada raksaasaaa!" terdengar teriakan dan langkah berlarian.

Seventee Bai terbangun. Ada bayangan besar di depan tendanya. Tanpa pikir panjang Seventee Bai melemparkan sesuatu ke arah api unggun. Api mulai membesar dan menerangi sekitar. Tiba-tiba saja Seventee Bai terbahak-bahak. Ternyata itu hanya bayangan seekor ayam hutan!

Sampai esok siangnya, calon suami Seventee Bai dan pelayannya tidak juga kembali. Seventee Bai memutuskan melanjutkan perjalanan. Agar aman dan praktis, ia mengganti pakaian sarinya dengan pakaian laki-laki serta sorban. Ketika sampai di pinggiran kota, ia mendekati kerumunan orang di jalanan.

"Sejak kecil, Raja sering bermimpi melihat sebuah pohon di sebuah taman yang luas," kata seseorang.

"Batang pohon itu terbuat dari perak, daun-daunnya emas murni, dan berbuah mutiara-mutiara indah."

"Raja akan memberikan setengah kekayaannya dan setengah kerajaan ini bagi yang bisa menemukan pohon itu," sambung yang lainnya.

Seventee Bai meninggalkan kerumunan, lalu mencari penginapan di dekat danau. Karena udara panas, ia menyeret kasur keluar kamar, lalu berbaring menghadap danau. Malam itu tidak ada bulan. Keadaannya gelap dan tenang.

Tiba-tiba muncul seekor ular kobra raksasa yang menggeliat kesakitan di atas danau. Seventee Bai terpaku ketika ular raksasa itu merayap menuju tepi, semakin mendekat ke arahnya. Ketika mereka berpandang-pandangan, ular itu mendesah sedih, menutup matanya, dan mati. Air mata Seventee Bai jatuh berderai. Ketika ia mengangkat ular itu, sebutir berlian sebesar telur jatuh dari mulutnya. Walau berlian itu bisa membuatnya hidup berkecukupan, Seventee Bai tetap merasa sedih. Ia mengubur ular itu di tanah yang ditumbuhi serumpun bunga harum.

Ketika Seventee Bai mencuci tangannya di tepi danau, berlian di sakunya terjatuh. Air danau segera terbelah, dan berlian itu tergeletak di sebuah jalan setapak. Cepat-cepat ia memungutnya kembali, lalu berjalan mengikuti jalan setapak itu. Ternyata jalan itu berujung di sebuah gerbang tinggi.

Di balik gerbang itu, sebuah taman luas dan indah terbentang. Sebuah pohon maha besar berdiri di tengah taman, persis seperti pohon di dalam mimpi raja!