Balas Budi untuk Ferko (Bag.2)

By Vanda Parengkuan, Minggu, 25 Maret 2018 | 08:00 WIB
Balas Budi untuk Ferko (Bag.2) (Vanda Parengkuan)

Ferko akhirnya berbalik dan melihat ke  arah serigala besar di belakangnya. Ternyata, serigala itu berjalan terpincang-pincang dengan tiga kakinya. Ferko jatuh kasihan.

'Temanku yang baik, aku akan menolongmu…” kata Ferko, “Jangan gigit aku, ya! Aku akan menyembuhkan kakimu,” bujuk Ferko ramah.

Serigala itu mengangguk, lalu duduk dengan sabar. Perlahan, Ferko menuang air penyembuh dari kolam ajaib ke kaki serigala itu. Sungguh ajaib! Beberapa waktu kemudian, serigala besar itu bisa berjalan lagi. Serigala itu sangat bersyukur dan senang. “Aku berjanji akan membalas kebaikanmu. Di saat kau butuh pertolongan, aku akan datang,” janjinya.

Ferko melanjutkan perjalanannya dan tiba di sebuah desa, di ladang yang sedang dibajak. Di tempat ini, ia melihat seekor tikus kecil merayap dengan susah payah dengan kaki belakangnya. Rupanya kakinya patah karena terkena perangkap tikus.

Ferko merasa sangat kasihan pada binatang kecil itu. Ia lalu mencuci kaki kecil si tikus dengan air dari kolam ajaib. Dan beberapa waktu kemudian, tikus itu sudah bisa berlari ke sana-ke mari. Setelah berterimakasih, tikus itu lalu berlari masuk ke antara tanaman di ladang itu.

Ferko kembali berjalan ke  arah pusat kerajaan. Namun belum lama ia berjalan, seekor ratu lebah lewat di dekatnya. Satu sayap ratu lebah itu koyak digigit seekor burung.

Ferko kembali mengeluarkan air dari kolam ajaib untuk menolong ratu lebah itu. Ia menuangkan beberapa tetes air ajaib ke sayap yang terkoyak.  Seketika, sayap itu sembuh.

Ratu lebah berpaling pada Ferko dan berkata, “Terimakasih, pemuda yang baik.  Suatu saat, aku akan membalas kebaikanmu.” Ia lalu terbang sambil bersenandung riang.

Ferko kemudian melanjutkan perjalanannya. Perjalanannya cukup jauh sampai memakan beberapa hari. Dan akhirnya, ia tiba di pusat kerajaan yang dikuasai oleh Raja Gabor. Dari cerita penduduk setempat, Ferko jadi tahu kalau Raja Gabor memiliki putri yang sangat cantik bernama Putri Ilona. Maka Ferko bergegas pergi ke istana untuk melamar pekerjaan.

Ketika memasuki gerbang istana, Ferko sangat terkejut ketika melihat Irgi dan Bunos. Kedua kakaknya yang kejam itu ternyata telah mendapat pekerjaan sebagai pelayan di istana itu. Saat melihat Ferko, kedua pemuda kejam itu sangat ketakutan. Jika Raja Gabor tahu perbuatan mereka, pastilah mereka akan dihukum gantung.

Ferko akhirnya diijinkan masuk ke istana untuk bertemu Raja Gabor. Pada saat ia memasuki ruangan istana, semua mata menatap Ferko dengan penuh kekaguman. Termasuk Putri Ilona sendiri. Rakyat kerajaan itu, belum pernah melihat pemuda yang setampan Ferko.

Irgi dan Bunos menyadari hal ini. Mereka sangat cemburu pada Ferko. Ditambah lagi, mereka juga takut jika Ferko melaporkan perbuatan mereka pada Raja Gabor. Mereka sekali lagi bertekad untuk mencelakaan Ferko.

Suatu hari, diam-diam, Irgo dan Bunos menghadap Raja Gabor.  

“Tuanku Raja, ketahuilah, Ferko adalah seorang penyihir jahat yang berasal dari desa kami. Dia datang ke istana ini untuk membawa lari Putri Ilona,” lapor Irgi dan Bunos.

Maka hari itu juga, Raja Gabor menyuruh pengawalnya untuk membawa Ferko ke hadapannya.

“Ferko! Penyamaranmu sudah terbongkar. Ada yang tahu kalau kau adalah seorang penyihir, dan ingin menculik puteriku. Karena itu, kau akan kuhukum mati jika tidak segera meninggalkan kerajaan ini. Tapi, kau bisa tetap tinggal di kerajaan ini jika sanggup melaksanakan tiga tugas dariku!”

“Raja Gabor yang mulia, hamba ingin tetap bekerja di istana ini. Karena itu, ijinkanlah hamba melaksanakan tiga tugas dari Raja,” jawab Ferko rendah hati.  “Raja Gabor yang mulia, berikan dia tugas yang berat!” terdengar suara dari sudut ruangan. Ferko menoleh ke belakang. Ternyata Irgi yang barusan berbicara. Bunos berdiri di sampingnya, ikut memberi saran,

“Raja Gabor yang mulia, suruhlah dia membangun istana yang lebih indah dari pada istana ini. Jika dia gagal, biarkan dia dihukum!”  

Raja Gabor setuju dengan usulan Bunos. Ia pun memerintahkan Ferko untuk mulai bekerja hari itu juga, dan harus selesai di besok pagi. Irgi dan Bunos senang, karena merasa berhasil menyingkirkan Ferko selamanya.

Pemuda malang itu sangat sedih. Ia berjalan tanpa arah dan tiba di padang rumput.

“Apa yang harus kulakukan agar bisa lolos dari hukuman mati?” gumamnya bingung.

“Bzzzzz…  apa yang membuatmu bingung, pemuda yang baik hati? Apakah aku bisa membantumu? Bzzzz… aku adalah ratu lebah yang pernah kau sembuhkan… “

Ferko mengenali ratu lebah itu, dan berkata, “Aduh! Bagaimana mungkin kau bisa membantuku, Ratu Lebah… Tidak ada seorang pun di dunia ini yang bisa melakukan tugasku. Saya harus membangun istana yang lebih indah dari istana Raja Gabor. Istana itu harus selesai besok pagi!”

“Apa cuma itu permintaan Raja Gabor? Kalau cuma itu, tenanglah sahabatku! Tinggallah di sini dengan tenang, sampai aku datang lagi untuk memberitahu kalau istana itu sudah selesai…”   

Ratu Lebah lalu terbang dengan riang. Ferko yakin, Ratu Lebah akan menepati janjinya. Maka ia pun berbaring di rumput dan tertidur nyenyak. Sementara itu, seluruh warga kerajaan bertanya-tanya. Apakah Ferko bisa membangun istana yang lebih indah dari istana Raja Gabor? Putri Ilona sendiri terdiam sedih. Ia menangis sepanjang malam karena tak tega melihat nasib Ferko yang tampan.  

Pagi pun tiba. Ferko terbangun dengan segar. Tak lama kemudian, Ratu Lebah datang dan bertengger di pundaknya.

“Temanku, istana yang indah sudah siap untukmu. Sekarang, undanglah Raja Gabor ke bukit di luar tembok kota…” Ratu Lebah itu lalu bersenandung riang sambil terbang pergi.

Ferko langsung menemui Raja Gabor dan mengajaknya ke bukit. Seluruh penghuni istana dan warga kerajaan datang ke bukit itu. Semua takjub dan keheranan melihat sebuah istana yang indah dan besar di atas bukit.  Istana itu terbuat dari bunga-bunga yang paling indah yang tumbuh di kerajaan itu. 

Udara di sekitar istana itu menjadi sangat harum. Istana itu dibangun oleh Ratu Lebah yang telah mengumpulkan semua lebah di kerajaan itu untuk membantunya.

Raja Gabor betul-betul takjub. Mata Putri Ilona bersinar gembira melihat istana warna-warni indah itu. Namun, kedua saudara Ferko malah menjadi semakin benci pada Ferko. Mereka langsung berkata pada Raja Gabor,

“Jangan terpesona, Yang Mulia! Tentu saja Ferko bisa membuat istana indah. Dia kan seorang penyihir jahat!”

Raja Gabor seperti tersadar. Ia segera berkata pada Irgi dan Bunos,

“Ferko berhasil menyelesaikan tugas pertama. Pasti dia menggunakan ilmu sihirnya. Tapi, tugas apa lagi yang akan kita berikan padanya? Kita harus mencari tugas yang sangat sulit!”

Irgi langsung menjawab, “Seluruh gandum di ladang kerajaan ini, belum dipotong. Tugaskan saja Ferko untuk memotong seluruh gandum. Lalu harus dikumpulkan di atas bukit!”

Bunos menambahkan, “Jika ada sehelai pun jelai gandum yang tercecer, dia harus dihukum!”

Putri Ilona menjadi ketakutan saat mendengar ucapan Irgi dan Bunos.  

(Bersambung)

Teks: Rizki 

Dok. Majalah Bobo