Rahasia Ponsel dan Antena BTS

By Sigit Wahyu, Selasa, 5 September 2017 | 11:05 WIB
Sebuah menara BTS (Base Transceiver Station) dipenuhi antena dari berbagai operator telepon seluler. (Sigit Wahyu)

Dulu, sebelum ada telepon pintar (smartphone), HP (handphone) memiliki banyak sebutan. Ada yang menyebutnya ponsel atau telepon seluler, telepon genggam, juga mobile phone. Namun aslinya, alat komunikasi ini disebut celular phone atau telepon seluler, disingkat ponsel. Mau tahu, kenapa alat komunikasi ini disebut telepon seluler?

Tanpa Kabel = Wireless

Apa bedanya telepon seluler dengan telepon rumah? Telepon rumah menggunakan dua kabel sebagai media untuk menghantarkan frekuensi yang berisi suara atau data. Oleh karena itu, telepon rumah digolongkan wireline (dengan kabel). Kalau telepon seluler frekuensi dikirim tanpa kabel atau wireless.  

Menggunakan Dua Frekuensi

Seperti kita ketahui, alat komunikasi HT (handy talkie) juga tidak menggunakan kabel.  Tetapi, HT dan ponsel berbeda. Coba kita perhatikan saat polisi berkomunikasi dengan  HT.

Kalau dia sedang  bicara, lawan bicara di seberang sana hanya bisa mendengarkan. Sebaliknya kalau lawan bicara di kejauhan sana berbicara, gantian dia yang mendengarkan. Kenapa mereka berbicara bergantian? Karena HT menggunakan satu frekuensi.

Frekuensi itu digunakan untuk mengirim suara dan menerima. Nah, di sini bedanya! Kalau ponsel menggunakan dua frekuensi yang berbeda. Satu untuk mengirim dan satunya untuk menerima, sehingga kita berbicara sekaligus bisa mendengarkan.

Frekuensi Itu Seperti Arus Air

Frekuensi merupakan sinyal listrik yang telah diolah sehingga bisa membawa suara, gambar, dan data-data yang kita kirimkan, baik lewat kabel mau pun tanpa kabel. Gampangnya, frekuensi itu seperti arus air yang mampu menghanyutkan benda yang ada di sungai.

Dengan Sistem Sel

Telepon seluler diciptakan untuk mengatasi keterbatasan alat komunikasi. Bayangkan, kemampuan sebuah HT hanya mampu menjangkau sampai 3 kilometer. Nah, untuk bisa berkomunikasi dengan lawan bicara yang jaraknya ratusan kilometer, maka diatasi dengan sistem sel-sel, yaitu dengan membangun BTS.

BTS  singkatan dari Base Transceiver Station. Nah, alat komunikasi ini disebut telepon seluler karena komunikasi telepon dilakukan lewat sel-sel berupa BTS. Tanpa ada sel-sel itu, sebuah telepon seluler tidak bisa digunakan. Di dalam setiap sel, ada sinyal. Sinyal tersebut diaktifkan oleh BTS.

Antena BTS

BTS biasanya berupa tower atau menara besi yang tinggi. Pada bagian atas, ada 3 buah antena tegak yang menghadap ke daerah sekelilingnya dan satu antena radiolink berbentuk bundar.  Antena tegak bertugas menerima dan mengirim sinyal ke ponsel kita. Sedangkan antena bundar bertugas mengirim dan menerima sinyal dari BTS ke  BSC (Base Station Controle). Jadi jika di suatu tempat tidak ada BTS, maka telepon seluler tidak akan ada sinyal. Daerah yang tidak terdapat sinyal biasanya disebut border area atau blank spot.

Dekat BTS Semakin Jelas

BTS berguna untuk menghubungkan telepon seluler terdekat, sehingga telepon tersebut bisa dipakai. Kekuatan sinyal BTS bisa dilihat pada layar telepon seluler yang ditunjukkan dengan tanda strip di atas gambar antena. Tanda strip-strip tersebut merupakan tanda sinyal menerima.  Sedangkan kekuatan sinyal mengirim tergantung dari telepon itu sendiri, tetapi rata-rata 3 kilometer. Jadi kalau kita menelepon di dekat lokasi BTS, kemungkinan besar suara kita akan terdengar lebih jelas. Semakin jauh, semakin kurang jelas atau terdengar kemresek atau malah putus-putus.

Tidak Sampai ke Pesawat

Sinyal BTS hanya mampu menjangkau radius 5 kilometer. Namun di tempat yang lapang, seperti daerah persawahan sinyalnya bisa mencapai 7 kilometer. Dengan kekuatan itu, sinyal BTS tidak mungkin akan sampai di pesawat yang sedang terbang di ketinggian belasan atau puluhan kilometer. Jadi menghidupkan ponsel di pesawat akan sia-sia karena tidak mungkin ada sinyal.