Indonesia memang memiliki banyak variasi sate. Ada sate tegal, sate madura, sate padang, sate lilit, sate kiloan, sate usus, sate tuhuk, sate telur puyuh, sate kambing muda, sate bandeng, sate kikil, dan lainnya. Sate, ternyata ada juga di luar negeri, lo.
Satti, Sate dari Filipina
Di Filipina, sate daging disebut satti. Sedangkan sate usus disebut isaw (dalam bahasa Jawa, isaw artinya juga usus).
Sebelum ditata pada tusukan bambu, potongan daging direndam ke dalam bumbu. Setelah bumbunya meresap, satti boleh dibakar hingga kuning. Satti disajikan dengan kuah kari dan potongan ketupat yang disebut kumuh.
Kalau isaw, ususnya terlebih dulu dimasak dengan bumbu garam dan lada. Setelah matang baru ditusuk dan dipanggang. Isaw biasanya disantap sebagai camilan.
Yakitori, Sate dari Jepang
Di Jepang, sate disebut yakitori. Kedai atau restoran yang menyediakan yakitori disebut yakitoria. Yakitori berisi potongan jenis daging ayam, tanpa dicampur dengan potongan kulit/lemak, hati, ampla, atau jantung.
Namun, sebagai variasi kadang restoran mencampur potongan daging dengan potongan daun bawang dan jamur. Selain itu, ada juga yakitori berupa panggang burung kecil dalam bentuk utuh.
Cara penyajian yakatori tidak dengan sambal kecap atau sambal kacang. Setelah yakatori dibakar, dicelupkan ke dalam kuah manis-manis asin seperti kuah pempek yang terbuat dari kecap asin, arak, dan gula.
Dakkochi, Sate dari Korea
Di Korea, sate disebut dakkochi. Bumbu yang digunakan untuk mengolesi daging sebelum dibakar hampir sama dengan bumbu sate di Indonesia. Yang membedakan adalah ditambahkannya buah pir yang diulek bersama bumbu untuk menciptakan rasa manis yang khas. Selain itu potongan dagingnya besar-besar seperti potongan rendang atau steak.
Dakkochi biasanya disantap bersama nasi hangat dengan sambal khas yang disebut gochujang. Gochujang terbuat dari tepung beras ketan, bubuk cabe, dan garam yang sudah difermentasi. Rasanya manis-manis pedas dan bikin selera makan.